Pemkab Bantul mengingatkan dua perisai diri tangkal penularan COVID-19

id Bupati Bantul,vaksinasi dan memakai masker

Pemkab Bantul mengingatkan dua perisai diri tangkal penularan COVID-19

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali mengingatkan tentang dua perisai diri yang harus dilakukan masyarakat sebagai upaya menangkal penularan COVID-19, menyusul meningkatnya kasus konfirmasi dalam sehari terakhir.

"Jadi COVID-19 ini kan menular lewat udara, karena menular lewat udara, maka kita perlu dua tameng, dua perisai diri, yaitu perisai dari luar dengan memakai masker dan dari dalam dengan vaksin," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Bantul, Selasa.

Menurut dia, kedisiplinan masyarakat menggunakan masker itu sangat penting, karena teorinya kalau orang tersebut memakai masker, kalau ada tebaran virus atau penyakit menular, tentu tidak akan masuk ke tubuh.

"Teorinya seperti itu, sehingga protokol kesehatan, utamanya masker, itu jangan dianggap imbauan-imbauan yang tidak penting, itu sangat penting, kita terus mengingatkan itu, utamanya saat berkumpul dengan banyak orang," katanya.

Bupati mengatakan, beberapa hari sebelumnya tidak ada penularan COVID-19 di Bantul, akan tetapi dalam dua hari terakhir penularan kembali terjadi, bahkan yang terbaru pada Senin (17/1) tercatat lima kasus baru terkonfirmasi, sehingga kasus isolasi menjadi 12 orang.

"Tempo hari sudah nol kasus dan sekarang ini agak naik, saya belum tahu penyebarannya di mana saja, dan saya belum ada informasi dari dinas kesehatan terpaparnya itu akibat apa, siapa pembawa virus itu. Itu kan harus di-tracking, ditracing," katanya.

Bupati berharap penularan kasus COVID-19 di Bantul tersebut tidak semakin meluas, apalagi memang diakui masih ada sebagian warga Bantul yang belum divaksinasi atau tidak bersedia divaksinasi, sehingga mereka yang belum vaksinasi ini rentan terpapar virus corona.

"Kan vaksinasi belum 100 persen, ini karena memiliki komorbid, atau memang warga menolak untuk divaksinasi. Jadi sekitar 10 sampai 15 persen warga yang belum tervaksinasi karena alasan itu, ada komorbid, atau memang menolak dengan berbagai macam alasan," katanya.

Dengan demikian, kata dia, mereka yang belum mendapatkan vaksinasi, sistem kekebalannya berbeda dengan yang sudah disuntik vaksin, sehingga memang tidak memiliki perisai dari dalam untuk mencegah tertular COVID-19.

"Padahal yang kita butuhkan dua perisai, dari dalam berupa vaksin, perisai dari luar berupa masker. Apalagi kalau mereka sudah tidak vaksin dan tidak pernah memakai masker, maka sangat rentan, sangat lemah untuk terpapar," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024