Jakarta (ANTARA) - Direktur Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono mengatakan selama pandemi COVID-19, jumlah perokok meningkat.
"Prevalensi merokok justru meningkat selama pandemi, bahkan di kalangan penduduk miskin," kata Yusuf dalam acara "Epidemi Rokok & Masa Depan Pengendalian Tembakau di Indonesia" yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), jumlah perokok pada 2019 ada 57,2 juta orang. Pada 2021, bertambah 2,1 juta orang menjadi 59,3 juta perokok dan pengeluaran masyarakat untuk rokok meningkat dari Rp344,4 triliun menjadi Rp365,7 triliun.
"Per tahun masyarakat habiskan triliunan untuk membeli rokok," katanya.
Menurut dia, strategi umum perokok miskin adalah beralih ke rokok murah, bahkan tak jarang mereka mengharapkan pemberian orang lain.
Pada 2021, terdapat 7,3 juta perokok yang tidak bekerja dengan estimasi pengeluaran untuk rokok mencapai Rp6,8 triliun per tahun.
Berita Lainnya
Istana siap sambut presiden-wapres terdahulu hadiri "open house"
Selasa, 9 April 2024 19:46 Wib
PKB jangan banyak "bermanuver" atas hasil Pemilu 2024
Minggu, 31 Maret 2024 19:56 Wib
"Bu Tejo Sowan Jakarta" ceritakan ragam Jakarta
Jumat, 19 Januari 2024 6:15 Wib
Ganjar-Mahfud miliki program orisinal
Minggu, 29 Oktober 2023 5:44 Wib
Ganjar-Mahfud tak terpengaruh kehadiran Gibran
Kamis, 26 Oktober 2023 23:12 Wib
Diusulkan jadi memori dunia, Manuskrip Syekh Yusuf dari Sulawesi Selatan
Selasa, 12 September 2023 6:51 Wib
Tiingkatkan FDI RI via insentif pajak
Minggu, 20 Agustus 2023 9:05 Wib
Bawa kesejukan politik, pertemuan Ganjar-Anies di Makkah
Jumat, 30 Juni 2023 6:05 Wib