Dinkes Sleman: Terjadi 19 kasus leptospirosis selama semester pertama 2022

id Dinkes Sleman ,Leptospirosis ,Kabupaten Sleman ,Sleman

Dinkes Sleman: Terjadi 19 kasus leptospirosis selama semester pertama 2022

Kepala Bidang Pencegahan, dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Khamidah Yuliati. ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan bahwa selama Januari hingga akhir Juni 2022 terjadi 19 kasus leptospirosis di wilayah itu.

"Dari 19 kasus leptospirosis yang terjadi dalam satu semester tersebut, tidak sampai menimbulkan korban meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Khamidah Yuliati di Sleman, Kamis.

Meskipun kasus leptospirosis tidak sampai menimbulkan korban jiwa, masyarakat diimbau untuk tidak meremehkan penyakit tersebut.

"Kami minta masyarakat tetap berhati-hati, karena penyakit ini bisa berakibat fatal dan menyebabkan pasien meninggal dunia," katanya.

Ia mengatakan leptospirosis dapat menjadi fatal jika terjadi komplikasi sampai ke organ dalam, terutama biasanya yang nyata adalah di ginjal sehingga fungsi ginjal menurun.

"Kerja ginjal menjadi tidak optimal dan bisa berakhir dengan kematian," katanya.

Khamidah mengatakan tahun ini kasus leptospirosis paling banyak ditemukan di Kapanewon (Kecamatan) Prambanan, Depok dan Mlati.

"Masyarakat bisa mengantisipasi serangan penyakit ini dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Biasakan mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir," katanya.

Ia mengharapkan masyarakat menjaga kebersihan di lingkungan rumah dengan melakukan kerja bakti secara rutin bersama tetangga.

"Bagi petani dianjurkan menggunakan sepatu boot saat bekerja di sawah dan selalu periksa luka di kaki. Apabila terdapat luka maka tutup rapat dan gunakan alat pelindung diri, jika tetap bekerja di sawah," katanya.

Masyarakat juga diharapkan dapat mengenali gejala penyakit leptospirosis sejak dini. Biasanya, gejala yang sering muncul adalah demam, yang kemudian diikuti nyeri pada bagian kepala dan betis.

"Jika merasakan ada tanda-tanda sakit, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024