Sastra pesantren kekinian tengah dirumuskan

id simposium,sastra pesantren,kekinian,lesbumi jatim

Sastra pesantren kekinian tengah dirumuskan

Ketua Lesbumi NU Jatim Nonot Sukrasmono (FOTO ANTARA/HO-Lesbumi Jatim)

Surabaya (ANTARA) - Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur merumuskan sastra kekinian dalam "Simposium Sastra Pesantren" yang digelar di Ponpes Tebu Ireng, Jombang pada 2-4 Desember 2022.

Ketua Lesbumi NU Jatim Nonot Sukrasmono dalam keterangan tertulis di Surabaya, Jumat, mengatakan, dalam dunia akademik, istilah sastra pesantren masyhur  dalam tradisi sastra lama, baik itu dalam dunia filologi atau naskah kuno maupun dalam tradisi lisan.

"Dalam tradisi naskah kuno terdapat beberapa terma yang mengarah pada kekhususan sastra yang berbasis di pesantren, seperti genre santri kelana, santri lelana dan sebagainya," kata Nonot Sukrasmono yang kerap dipanggil Ki Nonot ini.

Bahkan, lanjut dia, dengan tegas purbacaraka menandaskan sebuah genre dalam tradisi pernaskahan di Nusantara bernama sastra pesantren. Namun, dalam jagat sastra modern, belum dirumuskan sastra pesantren yang dapat dijadikan pijakan dalam memahami keberadaan sastra yang berkembang dan berbasis di pesantren.

Menurut dia, pertimbangan dilaksanakan simposium dengan tajuk "Merumuskan ulang sastra pesantren dalam konteks kekinian" ini karena beberapa hal yaitu pesantren sangat dekat dengan sastra, sastra pesantren belum terumuskan dengan jelas dalam bingkai filsafat ilmu, baik dari segi ontologi, epistemologi, aksiologi, dan lainnya.

Untuk itu, kata dia, dibutuhkan batasan yang jelas terkait dengan sastra pesantren baik dari sisi kesusastraannya yang mencakup aspek objektif, ekspresif, mimesis dan pembaca, juga dari sisi religio-kulturalnya dalam diskursus sastra modern.

Menurut Ki Nonot, bahwa diskursus sastra pesantren tersebut penting di kalangan sastrawan dan pemerhati sastra di Indonesia.

Ia mengatakan, terdapat beberapa pokok pikiran yang melandasi dipilihnya tema tersebut sehingga diadakan kegiatan simposium di antaranya sastra pesantren di Indonesia potensial untuk berkembang dan mewarnai pentas sastra nasional.