Bupati Bantul: budaya pemilahan sampah harus terus digerakkan rumah tangga

id Bupati Bantul ,Strategi penanganan sampah,Darurat TPA Piyungan

Bupati Bantul: budaya pemilahan sampah harus terus digerakkan rumah tangga

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat pengarahan Strategi Penanganan Sampah Antisipasi Darurat TPA Piyungan di Kabupaten Bantul, DIY, Rabu (25/1/2023) (FOTO ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Abdul Halim Muslih menyatakan budaya pemilahan sampah harus terus digerakkan masyarakat sejak dari rumah tangga di seluruh wilayah kabupaten ini untuk mewujudkan konsep Bantul Bersih Sampah 2025 atau Bantul Bersama.

Saat pengarahan Strategi Penanganan Sampah Antisipasi Darurat TPA Piyungan di Bantul, Rabu, ia mengatakan bahwa konsep Bantul Bersama merupakan konsep yang mudah, namun sukar dilaksanakan apabila budaya pemilahan sampah tidak benar-benar dilaksanakan.

"Terutama di tingkat rumah tangga, kampanye bersih sampah hanya akan menjadi slogan belaka apabila kesadaran menerapkan budaya pilah sampah masih rendah," katanya.

Menurut dia, Kabupaten Bantul memang sudah bisa mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, akan tetapi tentu saja tidak bisa berhenti di sana, dan semua pihak harus terlibat untuk terus bergerak mewujudkan konsep Bantul Bersih Sampah.

"Bantul juga punya program strategis Bantul Bersih Sampah. Namun jika tidak dikerjakan bersama, hasilnya tidak maksimal. Maka perlu gotong royong antara pemerintah daerah, kecamatan, kelurahan, dan masyarakat," katanya.

Bupati mengatakan, target persoalan sampah harus selesai di tingkat desa diyakini dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang di TPA Piyungan.

Untuk itu, kata Abdul Halim Muslih, peran kelurahan sangat besar dalam melakukan upaya pengurangan volume sampah, sebab, pemerintah kelurahan mempunyai otonomi luas dalam mengatur sampah di permukinan penduduk.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul Ari Budi Nugroho mengatakan, bahwa TPA Piyungan atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang selama ini menampung sampah dari Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

Menurut dia, semakin hari, tumpukan sampah semakin menggunung hingga tidak lagi dapat menampung sampah pada tahun 2022 yang jumlahnya meningkat secara signifikan dibanding tahun 2021.

"Data terakhir di lapangan, volume sampah yang masuk ke TPA Piyungan rata-rata per bulan mencapai 734 ton. Hal ini tentu berdampak pada pengelolaan sampah di daerah. Tidak mungkin kita terus-terusan bergantung pada TPA Piyungan," demikian Ari Budi Nugroho.

 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024