Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan bahwa teknologi "Sibudidikucir" (Sistem Budidaya Ikan dengan Kincir Air) masih menjadi pilihan teknologi oleh masyarakat perikanan Sleman.
"Teknologi 'Sibudidikucir' ini mampu mensuplai oksigen dalam kolam budi daya (bioflok) untuk meningkatkan kecernaan pakan," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Kamis.
Menurut dia, pada 2022 mulai terasa geliat penerapan teknologi bioflok dalam budi daya ikan nila dan lele. Di tahun 2023, teknologi bioflok di kolam permanen berukuran kecil terus dikaji.
"Hasil sementara menunjukan ada peningkatan produksi dan memberikan keuntungan secara ekonomi yang lebih besar bagi pembudidaya ikan," katanya.
Ia mengatakan, di Kabupaten Sleman saat ini terdapat sekitar 675 kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) yang menggunakan teknologi terbaru dalam budi daya ikan.
"Teknologi dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas lahan budi daya terus dikembangkan dengan berbagai inovasi," katanya.
Suparmono mengatakan, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan juga berupaya mempersiapkan diri dengan kemungkinan serangan hama dan penyakit pada usaha budi daya ikan melalui penyediaan vitamin dan probiotik yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha budi daya.
"Sehingga harapannya usaha budi daya ikan memberikan hasil optimal dan permintaan masyarakat terhadap protein hewani dari komoditas perikanan," katanya.
Ia mengatakan untuk jenis ikan, saat ini nila merah masih menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Sleman.
"Permintaan yang cukup besar terutama menjelang puasa dan lebaran akan mampu terpenuhi karena secara simultan pelaku perikanan memanfaatkan kedua momen tersebut untuk meningkatkan produksi mereka," katanya.
Penyuluh Perikanan Swadaya di Sleman Sri Hartono mengatakan, sudah menjadi tradisi di kalangan pembudidaya bahwa menjelang hari besar keagamaan pembudidaya menyiapkan produksi untuk memenuhi pasar yang biasanya permintaannya meningkat di kisaran 15 hingga 20 persen dibanding hari hari biasa.
"Saat ini harga yang berlaku di pasaran untuk komoditas nila yaitu sebesar Rp30.000 per kilogram, lele Rp24.000 per kilogram, gurami Rp45.000 per kilogram dan bawal Rp18.000 per kilogram," katanya.
Berita Lainnya
Produksi ikan konsumsi di Sleman capai 55.045 ton
Selasa, 23 April 2024 15:12 Wib
DKP Gunungkidul menebar 20.000 ekor benih ikan di perairan umum
Selasa, 23 April 2024 14:12 Wib
Cegah kematian, konsumsi ikan sarden dan teri
Minggu, 14 April 2024 14:42 Wib
DKP Gunungkidul pantau titik pendaratan ikan guna memastikan stok ikan
Senin, 1 April 2024 20:28 Wib
Ingin tetap sehat-bugar, simak kiat milih makanan berbuka dan sahur
Senin, 25 Maret 2024 10:29 Wib
Hilang kontak, kapal bermuatan tujuh ton ikan
Sabtu, 16 Maret 2024 16:23 Wib
DKP Kulon Progo mengawasi penjualan olahan ikan di Pasar Jagalan
Kamis, 14 Maret 2024 15:14 Wib
DKP DIY menyiapkan program restoking ikan di enam lokasi wilayah Bantul
Kamis, 14 Maret 2024 14:58 Wib