Negara Islam diminta tekan agresi Israel diakhiri

id pemerintah iran,agresi israel ke gaza,genosida palestina,negara islam,pembantaian di palestina,konflik israel palestina

Negara Islam diminta tekan agresi Israel diakhiri

Warga Palestina berduka atas meninggalnya kerabat mereka akibat serangan Israel, saat pemakaman di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan (13/7/2024). Sedikitnya 71 warga Palestina meninggal dan 289 lainnya terluka akibat serangan udara Israel yang menggempur tenda-tenda pengungsi di wilayah Mawasi di Kota Khan Younis, Gaza selatan. ANTARA FOTO/Xinhua/Rizek Abdeljawad/tom.

Teheran (ANTARA) - Pemerintah Iran mendesak pemerintah negara-negara Islam untuk memanfaatkan segala peluang besar yang dimiliki demi menekan Israel mengakhiri agresinya di Jalur Gaza.

Gagalnya memanfaatkan peluang tersebut, menurut Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, merupakan salah satu faktor yang membuat Israel terus menyerang wilayah Palestina secara bertubi-tubi.

Melalui pernyataan di media sosial X pada Ahad, Kanaani juga menyebut diamnya komunitas internasional, termasuk terhadap dukungan persenjataan dari Amerika Serikat untuk Israel, serta "persekongkolan" sejumlah negara Eropa, semakin mendorong Israel melanjutkan aksinya.

Sementara, jubir kementerian Iran tersebut mengatakan bahwa serangan rudal Israel ke kamp pengungsi di Al-Mawasi, Khan Younis pada Sabtu (13/7) adalah "kejahatan terkini rezim Zionis".

Setidaknya 90 warga Palestina tewas dan 300 lainnya terluka akibat serangan di kawasan Gaza selatan tersebut. Padahal, Israel sendiri menyatakan Al-Mawasi sebagai salah satu “zona aman”.


Kanaani mengatakan, Israel melakukan tindak kejam tersebut setelah menghadapi kekalahan atas kelompok perlawanan Palestina, Hamas.


Sumber: Anadolu

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Iran desak negara-negara Islam perkuat tekanan akhiri agresi Israel

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.