Remaja diminta batasi "sleep call" untuk tingkatkan kualitas tidur

id tidur

Remaja diminta batasi "sleep call" untuk tingkatkan kualitas tidur

Ilustrasi - Tidur yang berkualitas penting bagi kesehatan tubuh. (Antara/Pexels/Ketut Subiyanto/am)

Jakarta (ANTARA) - Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan UI Hening Pujasari mengatakan meski dapat mengeratkan hubungan, kebiasaan "sleep call" yang sedang tren di kalangan remaja dan dewasa dapat berdampak negatif pada kualitas istirahat.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, Hening menjelaskan bahwa paparan sinar ultraviolet dari gawai yang diletakkan di sekitar kepala dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membuat rasa kantuk. Selain itu, ujarnya, suara yang muncul melalui gawai dapat mendistraksi tidur.

"Padahal, untuk mendapatkan benefit dari tidur atau tidur yang memulihkan (restoratif), selain durasi dan kedalaman, kita perlu tidur yang utuh tidak terputus-putus," ujarnya.

Hal itu dia sampaikan saat memberikan edukasi tentang tidur pada siswa SMP dan SMK di Kampung Ilmu, Tegal Waru, Purwakarta.



Dia menjelaskan, "sleep call" menjadi salah satu tren baru di kalangan orang dewasa dan remaja ketika menjalin hubungan spesial jarak jauh dengan seseorang, di mana mereka melakukan panggilan video atau suara dengan gawai pintar sesaat menjelang, dan/atau bahkan hingga keduanya tertidur.

Hening juga mengatakan, kebiasaan tidak sehat lain yang banyak dilakukan remaja adalah main gawai hingga larut malam, baik untuk bermain gim, scrolling media sosial, atau menonton.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ahli ajak remaja batasi "sleep call" guna tingkatkan kualitas tidur
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024