Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) tengah menjajaki kerja sama strategis dengan Arab Saudi untuk memperluas pasar produk-produk ekonomi kreatif (ekraf) nasional ke tingkat internasional.
Langkah awal dijalankan lewat pertemuan bilateral yang disebut Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya sebagai momentum penting membangun sinergi kreatif antara kedua negara.
"Pertemuan ini sebagai awal untuk menjajaki potensi kolaborasi bidang ekonomi kreatif antara Indonesia dan Arab Saudi. Selain itu, kami percaya hubungan bilateral yang baik akan mempercepat pengembangan Ekraf ke berbagai negara,” ujar Riefky dalam keterangan pers yang diterima Jumat (18/4).
Ia menegaskan pentingnya kerja sama bisnis lintas negara, terutama yang mampu mendorong nilai tambah ekonomi kreatif Indonesia melalui pendekatan berbasis rantai nilai.
Riefky menjelaskan bahwa kerja sama akan difokuskan pada rantai nilai ekraf, mulai dari proses kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, hingga konservasi. Menurutnya, Arab Saudi bisa berperan besar di sektor konsumsi atau distribusi produk ekraf lokal.
Baca juga: Wamen Ekraf: Sektor pariwisata diharapkan mendukung UMKM saat lebaran
Staf Khusus Menteri, Rian Syaf, turut menjelaskan bahwa perluasan kerja sama akan diarahkan pada penguatan ekosistem ekonomi kreatif inklusif.
Ia menyebutkan berbagai potensi yang bisa dieksplorasi bersama, mulai dari infrastruktur, pemasaran, fasilitasi hak kekayaan intelektual, hingga perlindungan karya kreatif. Fokus utamanya adalah meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.
"Dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif inklusif, kita bisa kerja sama dalam hal infrastruktur Ekraf, pemasaran, insentif, fasilitasi kekayaan intelektual, maupun perlindungan karya kreatif.
Untuk 5 tahun ke depan, kita membuat prioritas mana aset kreatif yang punya keunikan tersendiri. Fokusnya, bagaimana peningkatan produk-produk lokal mendapat penetrasi pasar level luas, khususnya di internasional,” ungkapnya.
Kemenekraf juga akan menyusun nota kesepahaman (MoU) guna memastikan arah kerja sama berjalan terukur dan berkelanjutan.
Baca juga: Kemenperin menggelar pelatihan berbasis kompetensi bagi pelaku ekraf DIY
Deputi Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi menyebutkan empat bidang prioritas kerja sama: fesyen antardesainer, kuliner halal seperti kopi dan bumbu, serta kerajinan tangan untuk interior hotel haji dan umrah.
"Untuk kolaborasi, kita bisa lihat seperti apa Arab Saudi sebagai pasar yang menguntungkan bagi ekspor ekonomi kreatif Indonesia, terutama melihat aktivitas haji dan umrah," ujarnya.
Dukungan pun datang dari Saudi-Indonesia Business Council yang menjadi bagian dari 46 dewan bisnis asing yang diawasi Saudi GAFT. Ketua Dewan, Ayman Bin Amin Sejiny, menyampaikan ketertarikan untuk menjalin investasi lebih lanjut.
"Kami tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Banyak hal yang bisa dipelajari lebih lanjut terkait ekonomi kreatif antarkedua negara,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Osama Kokandy menyoroti pentingnya peran Indonesia di kawasan Asia Tenggara bagi Arab Saudi. Ia mengapresiasi pemisahan fungsi kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif, serta melihat potensi kolaborasi budaya dan warisan kreatif kedua negara.
"Indonesia menjadi kawasan negara di Asia Tenggara yang sangat penting bagi Arab Saudi. Saya sangat senang saat mengetahui bahwa Kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif telah terpisah menjadi dua. Sebab ekonomi kreatif di Indonesia punya banyak aspek yang sangat relevan dengan Arab Saudi sehingga kita bisa hubungkan warisan dan budaya yang punya kemiripan seperti perfilman, fesyen, fotografi, kuliner, dan musik,” ujar Osama.
Baca juga: Menparekraf: Pengembangan pariwisata-ekraf mewujudkan ekosistem makin inklusif di Indonesia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenekraf jajaki kolaborasi dengan Arab Saudi untuk sektor ekraf