Yogyakarta (ANTARA) - Jemaah haji Indonesia akan mulai masuk asrama pada 1 Mei 2025 sebelum bertolak ke Arab Saudi keesokan harinya. Kementerian Agama memastikan seluruh layanan untuk jemaah selama di Tanah Suci telah siap.
"Sejauh ini, persiapan penyelenggaraan ibadah haji, khususnya di Arab Saudi, sudah matang. Sesuai arahan Menteri Agama, kita berupaya memberikan layanan terbaik dengan persiapan yang cermat dan teliti," ujar Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Muchlis M Hanafi, di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Menurut Muchlis layanan utama yang sudah disiapkan meliputi konsumsi, transportasi, akomodasi, layanan umum, hingga layanan saat puncak ibadah haji di Masyair Muqaddasah.
Untuk akomodasi, sebanyak 205 hotel di Makkah dan 95 hotel di Madinah telah diamankan untuk menampung 203.320 jemaah haji reguler Indonesia.
"Di Makkah, hotel maksimal berjarak 4,5 km dari Masjidil Haram, sementara di Madinah, semua hotel berada di kawasan premium Markaziyah," jelas Muchlis.
Baca juga: Terbang ke Madinah, Menag ikuti pertemuan Forum Hadis Kerajaan Saudi
Di bidang transportasi, Kemenag menyiapkan tiga layanan besar yakni: Transportasi antar kota perhajian (Madinah–Makkah–Jeddah); Bus shalawat untuk antar-jemput hotel ke Masjidil Haram; Transportasi untuk perjalanan puncak ibadah di Arafah–Muzdalifah–Mina (Armina).
Untuk konsumsi, total 127 kali makan sudah disiapkan untuk seluruh jemaah selama di Arab Saudi, mulai dari masa di Makkah, Madinah, hingga puncak haji di Armina.
"Kami akan mendistribusikan 25,8 juta box makanan, hasil kerja sama dengan 76 perusahaan katering," ungkap Muchlis.
Kemenag mendorong penggunaan produk dalam negeri untuk bahan baku makanan, termasuk bumbu masakan. Dari kebutuhan 611 ton bumbu, sebanyak 475 ton diantaranya dipasok dari Indonesia.
Selain itu, antisipasi kemacetan saat puncak ibadah di Makkah juga disiapkan dengan menghadirkan 2,4 juta paket makanan siap saji. Menu lezat khas Indonesia seperti rendang dan opor akan tersedia, menjaga asupan nutrisi jemaah tetap terjamin meski situasi lalu lintas padat.
Baca juga: Terbongkar gunakan visa kerja untuk haji, Menag: Perlu kolaborasi multipihak turun tangan
Berkenaan dengan puncak ibadah haji dari 8–13 Zulhijjah, Kemenag melakukan terobosan baru dengan menggandeng delapan perusahaan layanan, hasil seleksi ketat dari 43 pendaftar. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang mengubah sistem pelayanan dari model muassasah berbasis geografis menjadi perusahaan profesional.
"Dulu, jemaah Indonesia harus dilayani oleh Muassasah Asia Tenggara. Sekarang, sudah bebas memilih penyedia layanan terbaik," tutur Muchlis.
Delapan perusahaan terpilih akan bertanggung jawab penuh sejak kedatangan jemaah, masa ibadah puncak, hingga kepulangan ke tanah air termasuk di masa puncak di Arafah-Muzdalifah-Mina.
Baca juga: Kemenag DIY sebut 3.219 calon haji telah lunasi Bipih
Baca juga: Menag RI dan dua menteri Yordania jalin sinergi bidang wakaf dan pendidikan, termasuk beasiswa