Beijing (ANTARA) - Pemerintah China mengeluarkan imbauan kepada warganya untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari perjalanan ke wilayah yang terlibat dalam konflik antara India dan Pakistan, menyusul serangan-serangan militer yang telah memicu ketegangan tinggi di kawasan tersebut.
Dalam konferensi pers yang berlangsung pada Rabu (7/5), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian, menyarankan agar warga negara dan organisasi China yang berada di wilayah yang terpengaruh konflik India-Pakistan selalu mengikuti perkembangan situasi dengan cermat.
Ia juga menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat serta menghindari perjalanan ke daerah yang terlibat langsung dalam aksi saling serang.
"Kami menyarankan warga negara dan organisasi China di wilayah terkait untuk mencermati perkembangan, melakukan pencegahan keamanan ekstra serta menghindari perjalanan ke wilayah yang terlibat dalam konflik," ungkap Lin Jian.
Imbauan ini muncul setelah India melancarkan serangan rudal ke enam lokasi di Pakistan pada Selasa malam (6/5). Serangan tersebut menewaskan setidaknya delapan orang, melukai 35 lainnya, dan menyebabkan dua orang dilaporkan hilang.
Rudal-rudal India menghantam kota-kota seperti Bahawalpur, Muridke, Bagh, Muzaffarabad, dan Kotli, yang menjadi sasaran dalam serangan tersebut.
Juru bicara militer Pakistan, Letjen Ahmed Sharif Chaudhry, mengonfirmasi rincian serangan yang menyasar sejumlah lokasi di Pakistan. Ia menyatakan, "Rudal-rudal ditembakkan India ke kota-kota tersebut."
Menanggapi situasi yang semakin memanas, Lin Jian menegaskan bahwa China mengikuti dengan saksama perkembangan tersebut dan siap memberikan bantuan kepada warganya yang mungkin terjebak dalam kondisi darurat.
"Jika terjadi keadaan darurat, segera menghubungi kedutaan dan konsulat China di sana untuk meminta bantuan," kata Lin.
Baca juga: Diserang rudal, Pakistan akan beri balasan ke India
Selain itu, China juga mendesak kedua negara bersenjata nuklir tersebut untuk menahan diri.
"China menilai operasi militer India pagi ini sangat disesalkan. Kami prihatin dengan situasi yang sedang berlangsung karena India dan Pakistan merupakan tetangga China," kata Lin Jian.
China pun menekankan posisi tegasnya terhadap terorisme dan mengimbau kedua belah pihak untuk bertindak demi perdamaian dan stabilitas.
"Kami mendesak kedua belah pihak untuk bertindak demi kepentingan yang lebih besar, yaitu perdamaian dan stabilitas, tetap tenang, menahan diri, dan tidak mengambil tindakan yang dapat semakin memperumit situasi," katanya.
Sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan, China menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan masyarakat internasional dalam memainkan peran konstruktif.
"China berkomitmen untuk mendorong negosiasi demi perdamaian dan menjaga agar kawasan tersebut tetap damai dan stabil," tambah Lin Jian.
Sebelumnya, India mengklaim bahwa serangan rudal yang dilancarkan pada Selasa malam menargetkan sembilan lokasi yang diduga sebagai "infrastruktur teroris" yang dikelola Pakistan di wilayah Kashmir, namun Pakistan membantah tuduhan tersebut.
Ketegangan antara kedua negara tetangga tersebut semakin memuncak setelah serangan mematikan di Kashmir pada 22 April yang menewaskan 26 orang, yang India tuduh dilakukan oleh kelompok teroris yang beroperasi dari Pakistan.
Menanggapi insiden tersebut, India melakukan serangan rudal ke Pakistan, sementara Pakistan menanggapi dengan tembakan jatuhnya lima jet tempur India pada Rabu pagi.
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, mengecam serangan rudal India sebagai "serangan pengecut" dan berjanji akan memberikan "balasan setimpal".
Ketegangan ini menciptakan ketidakpastian yang mempengaruhi kawasan yang telah lama rawan akan konflik antara kedua negara nuklir ini.
Dengan ketegangan yang semakin meningkat, China kembali menegaskan pentingnya dialog dan konsultasi sebagai cara utama untuk meredakan ketegangan yang ada, mengingat kedua negara tersebut memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas kawasan dan dunia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: India serang Pakistan, China minta warganya hindari daerah konflik