Presiden klub PSBS tegaskan tidak ada dualisme manajemen di klub

id liga indonesia,liga 1,psbs biak,jan mandenas

Presiden klub PSBS tegaskan tidak ada dualisme manajemen di klub

Ilustrasi - Petugas menyiapkan kamera yang terhubung dengan perangkat Wasit Berbantuan Video (VAR) di Training Center Bali United, Pantai Purnama, Gianyar, Bali, Selasa (14/5/2024). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym

Jakarta (ANTARA) - Presiden Klub PSBS Biak Yan Mandenas, menegaskan bahwa situasi yang berkembang di klub Liga 1 tersebut tidak menunjukkan adanya dualisme dalam manajemen.

Menurut Mandenas, dinamika yang terjadi saat ini merupakan bagian dari proses penguatan sistem manajerial yang lebih baik dalam klub sepak bola profesional.

"Tak ada dua manajemen di PSBS Biak. Manajemen klub tetap satu, dipimpin oleh Ibu Eveline Sanita Injaya sebagai Presiden Direktur," tegas Mandenas, mengutip pernyataannya dalam keterangan tertulis yang diterima pewarta pada Sabtu (17/5).

Pernyataan ini menyusul pengumuman yang dibuat oleh Presiden Direktur PSBS, Eveline Sanita, pada Rabu (14/5), yang menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir musim ini.

Eveline menyebutkan adanya dualisme di dalam tubuh klub yang membuat keputusan tersebut perlu diambil.

Mandenas menambahkan bahwa segala keputusan dan kebijakan klub selalu melalui proses konsultasi dengan pemegang saham dan mengikuti mekanisme korporasi yang berlaku.

Ia juga membantah laporan yang menyebutkan adanya konflik internal atau perpecahan di klub berjuluk Badai Pasifik ini.

"Keputusan yang diambil selalu berdasarkan konsultasi dengan pemegang saham. Tidak ada konflik internal yang perlu dibesar-besarkan," jelas Mandenas lebih lanjut.

Mengenai keputusan Eveline Sanita untuk mundur dari jabatannya, Mandenas memberikan apresiasi dan menilai langkah tersebut sebagai bentuk legowo di tengah evaluasi performa manajerial selama musim ini.

Beberapa isu, seperti pengelolaan finansial yang belum efisien, struktur organisasi yang belum optimal, dan koordinasi internal yang lemah, diharapkan menjadi perhatian ke depan.

"Kami mengapresiasi Ibu Eveline yang telah mengambil langkah tersebut. Ini menunjukkan sikap legowo, apalagi dalam menghadapi beberapa evaluasi terkait manajemen klub," ujar Mandenas.

Mandenas berharap pengganti Eveline Sanita nantinya adalah sosok yang profesional dan mampu memperkuat sistem manajemen klub demi mendukung performa pemain, pelatih, dan ofisial.

Ia pun menegaskan bahwa PSBS Biak memiliki target ambisius pada musim depan, yakni menembus lima besar atau bahkan meraih gelar juara Liga 1.

Sementara itu, Mandenas juga mengungkapkan alasan di balik penundaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Penundaan tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan materi RUPS disampaikan minimal 14 hari sebelum pelaksanaan kepada pemegang saham.

"Transparansi dan akuntabilitas adalah hal utama. Kami memastikan semua langkah yang diambil sesuai dengan regulasi yang berlaku," tegas Mandenas.

Terlepas dari segala dinamika internal yang sedang berlangsung, Mandenas menegaskan bahwa konsolidasi dan persiapan tim tetap berjalan untuk menyambut Liga 1 musim 2025/2026.

PSBS Biak kini tengah fokus pada rekrutmen pemain, penyusunan jadwal latihan bersama pelatih, dan koordinasi dengan sponsor.

Mandenas juga mengungkapkan bahwa PSBS Biak akan membentuk akademi kelompok usia U-16, U-18, dan U-20 untuk memenuhi regulasi PSSI terkait klub profesional. Akademi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membentuk generasi baru yang berkualitas bagi klub.

"Kami fokus pada penguatan tim agar PSBS Biak bisa bersaing di kasta tertinggi dan membanggakan masyarakat Papua," tutup Mandenas.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden klub Mandenas tegaskan tidak ada dualisme manajemen di PSBS

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025