Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Agama RI kembali menegaskan peran krusial petugas embarkasi dalam memastikan kelancaran keberangkatan jemaah haji gelombang kedua ke Arab Saudi. Peringatan tegas ini disampaikan Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri M. Zein, dalam konferensi pers hari ke-18 penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M di Jeddah.
Menurut Zein, gelombang kedua yang mulai diberangkatkan sejak 16 Mei 2025 langsung menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah memiliki tantangan tersendiri. Petugas embarkasi dituntut bekerja ekstra dalam menyiapkan jemaah secara administratif, teknis, dan spiritual.
Zein mengungkapkan bahwa sistem pra-manifest yang digunakan akan terkunci otomatis lima jam sebelum jadwal keberangkatan pesawat. Artinya, tidak ada ruang koreksi setelah waktu itu.
“Sistem pra-manifest akan terkunci otomatis lima jam sebelum take-off. Karena itu, petugas embarkasi harus memastikan semua data jemaah sudah benar dan tervalidasi. Begitu sistem terkunci, tidak ada lagi ruang koreksi,” tegas Zein.
Kesalahan data, lanjut Zein, bukan hanya berdampak pada satu jemaah, tetapi berpotensi mengganggu keseluruhan sistem penerbangan dan pelayanan imigrasi di Saudi.
Zein juga menyoroti pentingnya penandaan visual bagi setiap jemaah. Penempelan stiker warna pada paspor dan pita warna pada tas sesuai layanan syarikah bukan sekadar formalitas, tetapi elemen penting dalam manajemen jemaah di bandara tujuan.
“Petugas embarkasi harus memahami dan melaksanakan skema penandaan ini secara disiplin. Ini penting agar tidak terjadi kekeliruan rute pelayanan setibanya di Jeddah, terutama bagi kloter dengan layanan syarikah campuran,” jelasnya.
Jemaah gelombang kedua akan langsung menuju Mekah tanpa transit di Madinah, mereka wajib sudah berpakaian ihram sejak dari embarkasi. Kesalahan pada tahap ini bisa berdampak langsung pada keabsahan ibadah haji.
“Kesalahan di titik ini bisa berakibat fatal bagi keabsahan ibadah. Petugas harus hadir sebagai pendamping ibadah, bukan sekadar pelaksana teknis,” ujar Zein.
Petugas juga ditugaskan memastikan semua jemaah telah memahami penggunaan Kartu Nusuk identitas digital selama di Tanah Suci. Pendampingan khusus dibutuhkan bagi jemaah lansia dan mereka yang kurang akrab dengan teknologi.
Menutup keterangannya, Zein menegaskan bahwa pelayanan haji yang berkualitas di Arab Saudi sangat ditentukan oleh kesiapan dari Indonesia. Petugas embarkasi adalah garda depan dari seluruh rangkaian ibadah haji.
“Kita percaya bahwa sinergi dan disiplin dari para petugas, dimulai sejak embarkasi, adalah fondasi dari pelayanan haji yang aman, nyaman, dan mabrur,” tandasnya.
Kemenag: Petugas embarkasi pegang peran kunci pada keberangkatan gelombang kedua

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Kementerian Gana M. Zein ANTARA/HO-Kementerian Agama