Pentagon tolak komentari pernyataan Trump soal serangan AS ke Iran

id Donald Trump,Serangan AS,Iran,Nuklir

Pentagon tolak komentari pernyataan Trump soal serangan AS ke Iran

Ilustrasi Pentagon. ANTARA/Anadolu/py

Washington (ANTARA) - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) menolak berkomentar kepada kantor berita RIA Novosti tentang pernyataan Presiden Donald Trump soal serangan AS ke Iran dan mengarah pertanyaan tersebut ke Gedung Putih.

"Kami merujuk Anda ke Gedung Putih," kata seorang juru bicara Pentagon, dalam menanggapi permintaan wartawan untuk mengomentari pernyataan Trump tersebut.

Menurut laporan New York Times, yang mengutip sumber pejabat Iran, diberitakan bahwa pesawat pengebom AS menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow dan Natanz pada Sabtu (21/6) sekitar pukul 23:00 GMT (atau Minggu, 06.00 WIB).

Baca juga: Terlibat bantu Israel serang Iran, Houthi ancam kapal AS

Sebelumnya Trump mengklaim keberhasilan operasi militer AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran. "Saya akan menyampaikan pidato pada pukul 10:00 P.M. [02:00 GMT], di Gedung Putih, perihal operasi militer kami yang sangat sukses di Iran. Ini adalah MOMEN BERSEJARAH BAGI AMERIKA SERIKAT, ISRAEL, DAN DUNIA," tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

Setelah serangan AS terhadap Iran tersebut, Trump menyatakan bahwa Teheran harus setuju untuk "mengakhiri perang ini".

"SEKARANG IRAN HARUS SETUJU UNTUK MENGAKHIRI PERANG INI. TERIMA KASIH!" kata Trump di media sosial itu, yang mulai mengalami gangguan menyusul pengumuman serangan tersebut.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: China tentang niat AS ikut serang Iran

Baca juga: IAEA: Serangan ke PLTN Iran bisa picu bencana radioaktif

Baca juga: Ini posisi Rusia dan China jika AS berani menyerang Iran


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pentagon bungkam soal serangan AS ke Iran, arahkan ke Gedung Putih

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.