Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang, Rabu (2/7) memilih tidak mengomentari ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menaikkan tarif terhadap produk Jepang, dan menyatakan akan terus melanjutkan pembicaraan bilateral secara "tulus".
Dalam konferensi pers, Wakil Sekretaris Kabinet Kazuhiko Aoki menyampaikan bahwa Jepang menginginkan kesepakatan yang saling menguntungkan melalui negosiasi yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat.
Trump, Selasa (1/7) mengancam akan menaikkan tarif atas produk Jepang hingga 30 persen atau 35 persen, menjelang berakhirnya masa tenggang 90 hari dari kebijakan tarif "resiprokal" yang berakhir pada 9 Juli.
Pernyataan itu disampaikan di tengah negosiasi tingkat menteri antara kedua negara yang sejauh ini belum menghasilkan kesepakatan. Trump juga mengungkapkan kekecewaannya terkait ekspor mobil dan beras AS ke Jepang.
"Kami mengetahui apa yang dikatakan Presiden Trump, namun kami tidak akan mengomentari setiap pernyataan dari pejabat pemerintah AS," ujar Aoki.
Baca juga: AS berencana pangkas tarif impor produk pertanian
"Kami berniat untuk melanjutkan pembicaraan bilateral secara tulus dan penuh itikad baik demi mencapai kesepakatan yang bermanfaat bagi Jepang dan Amerika Serikat," tambahnya.
Amerika Serikat telah mengenakan tarif atas berbagai produk, mulai dari mobil dan suku cadangnya hingga baja dan aluminium. Meski tarif resiprokal masih ditangguhkan selama tiga bulan, tarif dasar sebesar 10 persen telah diberlakukan.
Di antara tarif yang lebih tinggi terhadap pengiriman ke AS, pajak impor sebesar 25 persen atas mobil menjadi pukulan berat bagi perusahaan seperti Toyota Motor Corp. dan Honda Motor Co., mengingat pentingnya pasar AS bagi pendapatan mereka.
Baca juga: Trump ancam naikkan tarif perdagangan, pasar kripto dan saham AS
Trump menggunakan tarif sebagai strategi untuk mengurangi defisit perdagangan besar negaranya dengan Jepang. Ketika Perdana Menteri Shigeru Ishiba bertemu dengan Trump pada pertengahan Juni, keduanya gagal mencapai kesepakatan karena masih adanya perbedaan pandangan.
Jepang terus mendesak Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kembali kebijakan tarifnya dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan, yang kemungkinan besar melibatkan peningkatan investasi Jepang, namun upaya tersebut sejauh ini belum membuahkan hasil.
"Saya tidak yakin kita akan mencapai kesepakatan. Saya meragukannya," ujar Trump kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One, sambil menyebut Jepang sebagai negara yang "sangat keras" dan "sangat dimanjakan".
Menjelang pemilu parlemen penting pada 20 Juli, baik Ishiba maupun Ryosei Akazawa, pejabat yang dekat dengan perdana menteri sekaligus negosiator tarif utama Jepang, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan terburu-buru membuat kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan nasional, terutama dalam melindungi sektor pertanian.
Sumber: Kyodo-OANA
Baca juga: Rupiah sebagai respon dampak negatif tarif Trump terhadap ekonomi AS
Baca juga: Trump gandakan tarif impor aluminium dan baja jadi 50 persen
Baca juga: Tarif Trump dibatalkan pengadilan, Gedung Putih naik banding
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jepang bungkam soal ancaman tarif Trump, fokus pada negosiasi dagang