Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta langsung melakukan pemulihan kerusakan akibat dampak disposal atau peledakan benda yang diduga mortir atau bom udara oleh Tim Jibom Brimob Polda DIY di Sungai Gendol, Cangkringan pada Selasa (12/8).
"Ada beberapa rumah yang rusak dan sejumlah pohon tumbang, kami hari ini langsung melakukan pemulihan semua yang terdampak," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Susmiarto di Sleman, Rabu.
Menurut dia, Pemkab Sleman juga memberikan apresiasi kepada masyarakat di sekitar lokasi disposal yang telah bersedia disterilisasi atau diungsikan sementara.
"Kami juga memberikan apresiasi kepada warga sekitar berupa bingkisan sembako," katanya.
Ia mengatakan, begitu ada kejadian penemuan mortir berukuran sangat besar di Umbulmartani, Ngemplak pada Minggu (10/8) pihak Polresta Sleman langsung melakukan koordinasi dengan Pemkab Sleman untuk upaya pengamanan benda yang sangat berbahaya tersebut.
"Begitu ada kejadian Kapolresta Sleman menghubungi Pemkab Sleman, kami terus berkomunikasi dan mempersiapkan dengan baik dan paling aman. Ada dukungan dari warga, karena dapat memasuki ini adalah penanganan kondisi darurat," katanya.
Wakil Kepala Polresta Sleman AKBP Sutikno mengatakan, disposal terhadap temuan benda yang diduga sebagai bom udara/bom pesawat atau mortir dengan berat 350 kilogram tersebut berhasil dilakukan di aliran Sungai Gendol, Besalen, Cangkringan, Sleman pada Selasa (12/8).
"Ada enam kali proses disposal dengan cara diledakkan dengan bahan peledak, hari pertama empat kali diledakkan tidak berhasil dan kemari pada peledakan keenam akhirnya berhasil diledakkan," katanya.
Menurut dia, selain menimbulkan dampak suara ledakan yang terdengar hingga radius lebih dari tiga kilometer, proses disposal tersebut juga mengakibatkan getaran yang cukup besar dan mengakibatkan beberapa kerusakan bangunan rumah warga.
"Selain itu serpihan besi juga menyebar hingga radius 200 meter," katanya.
Ia mengatakan, disposal merupakan metode yang aman, mengingat benda tersebut sudah dalam kondisi berkarat dan tidak diketahui masih aktif atau tidak.
"Akhirnya semua berjalan lancar, terima kasih kepada masyarakat sekitar atas segala dukungannya," katanya.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman Makwan mengatakan Pemkab Sleman akan bertanggung jawab terhadap apapun dampak dari proses disposal tersebut.
"Kami sudah dan akan terus melakukan penyisiran di sekitar lokasi disposal, ada beberapa kaca rumah warga yang rusak/pecah, atap galvalum yang rusak dan tembok rumah retak," katanya.
Ia mengatakan, proses disposal dilakukan di Cangkringan atas dasar pertimbangan keamanan dan keselamatan masyarakat.
"Biasanya disposal dilakukan tidak jauh dari lokasi penemuan, namun karena ini mortir sangat besar maka atas pertimbangan keamanan disposal dilakukan di Cangkringan," katanya.
Makwan yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Pelaksana BPBD Sleman ini mengatakan, dalam proses disposal tersebut pihaknya juga berkoordinasi dengan BPPTKG untuk memastikan proses disposal yang dilakukan di sungai berhulu Gunung Merapi ini tidak mempengaruhi aktivitas Gunung Merapi.
"Dari BPPTKG direkomendasikan dilakukan di jarak 12 kilometer dari puncak Merapi. Dan saat ledakan keenam memang getaran getaran terekam di seismik puncak Merapi, namun tidak ada dampak terhadap stabilitas kubah Gunung Merapi," katanya.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Haris Martapa mengatakan dalam disposal tersebut tercatat sebanyak tujuh pohon tumbang dan 13 rumah rusak ringan.
"Kami telah berkoordinasi dengan tiga kalurahan (setingkat desa) terdekat untuk pendataan dan menyalurkan bantuan pemulihan serta penyaluran sembako apresiasi," katanya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sleman lakukan pemulihan dampak disposal temuan mortir 350 kg
