Bantul (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta selama tahun 2025 hingga pekan keempat Agustus telah melakukan rehabilitasi terhadap sebanyak 58 orang pemakai narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) maupun sejenisnya.
"Sampai sekarang ini yang kita lakukan rehabilitasi di BNNK Bantul sekitar 58 orang, sebagian besar merupakan warga Bantul," kata Kepala BNN Kabupaten Bantul Arfin Munajah di Bantul, Senin.
Menurut dia, meski sebagian besar warga Bantul, namun mereka yang berobat atau rehabilitasi agar tidak lagi terpengaruh pada kecanduan narkoba tersebut ada beberapa yang berasal dari luar daerah, karena pihaknya memang terbuka bagi siapa saja.
"Karena kita dalam rehab ini melayani semua orang, tidak terbatas misalnya ada mahasiswa yang mau rehab kita terbuka, walaupun dari luar, tidak harus domisili dari Bantul juga, kalau dia mau rehab kita terima," katanya.
Baca juga: BNN RI ungkap kasus percobaan pembuatan sabu di Bantul-Yogyakarta
Meski demikian, pihaknya sejauh ini belum melakukan pemetaan mengenai persoalan apa yang menyebabkan mereka yang direhabilitasi ini sebelumnya memakai narkoba, karena biasanya langkah tersebut dilakukan pada akhir tahun.
"Kalau tahun 2024 kemarin itu sekitar 25 persen karena permasalahan keluarga, kalau tahun ini yang 58 orang tersebut baru dihitung, belum selesai, nanti akhir tahun baru kita hitung," katanya.
Dia juga mengatakan, mereka yang direhabilitasi saat ini dominasi anak sekolah karena memang di instansinya ada program pembinaan bagi pelajar. Selain itu, pihaknya juga merehab semua warga binaan yang menjadi tahanan di Rutan Pajangan Bantul.
Baca juga: BNNK Bantul merehabilitasi 124 korban penyalahgunaan narkoba
"Jadi, mereka ini yang positif memakai narkoba, kalau tidak positif ya tidak direhab, dan biasanya mereka dapat pil atau obat obatan ini mereka beli dari teman teman, juga pengaruh dari komunitas, biasanya teman teman sepergaulan," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam melakukan rehabilitasi terhadap orang mantan pemakai narkoba hingga sembuh atau kembali tidak kecanduan tidak hanya berdasarkan waktu, melainkan juga dukungan dari keluarga dan lingkungan masyarakat.
"Jadi, kalau sudah tidak relapse, kita anggap sudah membaik dan sudah fokus untuk menyongsong kehidupan selanjutnya. Tetapi kalau masih berkumpul dengan komunitas itu dikhawatirkan bisa kembali relapse. Untuk berapa lama itu tergantung, karena masing masing orang beda beda, dan tergantung dukungan dari keluarga, masyarakat itu sangat penting," katanya.
Baca juga: BNNK Bantul: Empat lokasi pinggiran rawan penyalahgunaan narkoba
Baca juga: BNNK: Pecandu narkotika beralih menggunakan obat berbahaya selama pandemi
