Wali Kota Yogyakarta: Program Mas Jos atasi food waste dan inovasi Pemkot

id pemkot yogyakarta,program mas jos,pilah sampah,food,waste,food waste

Wali Kota Yogyakarta: Program Mas Jos atasi food waste dan inovasi Pemkot

Wali Kota Yogyakarta, Dr. (H.C.) Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) memberikan sambutan pada malam tirakatan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-269 Kota Yogyakarta di Plaza Balai Kota Yogyakarta pada Senin (6/10/2025) malam. ANTARA/Indra Kurniawan

Yogyakarta (ANTARA) - Wali Kota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengungkapkan Program Jogja Olah Sampah (Mas Jos) telah berhasil mengumpulkan 20 ton sampah sisa makanan per hari dalam dua minggu sejak peluncurannya. Program ini mencatatkan angka signifikan dengan 500 ember sampah terisi setiap hari, meski baru dimulai.

"Sejujurnya, 20 ton sisa makanan itu sudah banyak, tetapi target saya adalah 50 ton. Jangan salah paham, saya justru berdoa agar makanan yang dimakan habis sesuai kebutuhan, bukan agar orang tidak menghabiskan makanan," ujarnya dalam sambutan pada malam Tirakatan di Yogyakarta, Senin (6/10).

Program Mas Jos ini bertujuan untuk menanggulangi masalah besar yang dihadapi Indonesia, yang tercatat sebagai negara dengan food waste terbesar di Asia.

Menurut Wali Kota masalah mendasar dalam pengelolaan sampah terletak pada perilaku masyarakat yang belum terbiasa memilah sampah dari rumah. Hal ini menjadi fokus utama dalam program pemilahan sampah yang sangat krusial.

"Kesadaran untuk memilah sampah dari rumah adalah kunci. Tanpa itu, teknologi apapun tidak akan efektif. Mesin sebaik apapun, jika sampah yang masuk tidak terpilah, pasti akan cepat rusak," tegasnya.

Untuk mendorong partisipasi masyarakat, Pemkot Yogyakarta telah meluncurkan stiker "Jos" yang ditempelkan pada rumah-rumah yang sudah aktif memilah sampah. Evaluasi menyeluruh terkait program ini akan dilakukan pada 7 Oktober, melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Selain itu, sebagai bagian dari refleksi hari jadi Kota Yogyakarta yang ke-269, Wali Kota juga mengumumkan kebijakan baru terkait pengamen di kawasan Malioboro.

Mulai 7 Oktober, pengamen hanya diperbolehkan beraktivitas di tujuh titik yang telah ditentukan, dengan pengawasan ketat dari Dinas Sosial dan Dinas Kebudayaan. Pemkot berencana mengalokasikan anggaran untuk memberdayakan pengamen melalui pentas kesenian.

Wali Kota juga menegaskan komitmennya untuk melindungi kekayaan intelektual dengan meluncurkan batik Segoro Amarta produksi lokal oleh Koperasi Merah Putih Kota Yogyakarta. Batik ini, yang sebelumnya didatangkan dari luar kota, kini diproduksi oleh koperasi lokal yang memiliki cap sendiri.

Selain itu, PDAM Kota Yogyakarta meluncurkan inovasi produk minuman dalam kemasan botol kaca yang dapat digunakan kembali, untuk mengurangi sampah kemasan sekali pakai. Wali Kota berharap inisiatif ini dapat mempercepat penyelesaian masalah sampah di kota.

Peringatan HUT Kota Yogyakarta ke-269 kali ini mengusung tema "Lebih Dekat, Lebih Cepat, Maju Melesat", dengan fokus pada program-program produktif, bukan perayaan yang meriah, sesuai dengan arahan Kementerian Dalam Negeri.

Dengan berbagai kebijakan dan program ini, Wali Kota berharap dapat mempercepat penyelesaian permasalahan kota dan mendorong kesadaran kolektif dalam pengelolaan lingkungan.

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.