Peringatan Boyongan Kedaton teguhkan Jogja sebagai Kota Damai dan Toleran

id boyongan,kedaton,yogyakarta,jogjakarta,hamengkubowono 1, boyongan kedaton

Peringatan Boyongan Kedaton teguhkan Jogja sebagai Kota Damai dan Toleran

Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan (kiri) berjabat tangan dan memegang potongan tumpeng dengan Koordinator Forum BEM DIY pada saat peringatan Boyongan Kedaton di Titik Nol Km Yogyakarta, Selasa (7/10/2025. ANTARA/Anwar Annas Rifa'i

Yogyakarta (ANTARA) - Peringatan Boyongan Kedaton yang berlangsung di titik nol km Yogyakarta pada 7 Oktober 2025 menegaskan komitmen Kota Yogyakarta sebagai kota damai dan toleran. Bertemakan "Menghidupkan Sejarah di Setiap Derap Langkah, Mengabdi Sepenuh Hati Demi Kejayaan NKRI," acara tersebut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk seniman, tokoh agama, dan mahasiswa.

Perayaan ini dimeriahkan dengan beragam penampilan seni dan budaya, seperti Sanggar Biola Quinta, Pencak Keluarga Madura Yogyakarta, serta tari Lawung Jajar karya Sri Sultan Hamengkubuwono I. Acara juga diwarnai dengan doa lintas agama serta orasi dari tokoh masyarakat dan mahasiswa, yang turut menegaskan komitmen Yogyakarta sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai damai dan berbudaya.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga kedamaian di tengah keberagaman.

Ia mengingatkan bahwa Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota yang mampu menciptakan suasana rukun antaragama dan antarwarga.

Baca juga: Sekber Keistimewaan DIY lakukan ziarah ke kompleks makam Raja Raja Imogiri

"Pesan damai harus selalu kita dengungkan. Yogyakarta telah membuktikan bahwa keberagaman bisa hidup berdampingan dengan damai," ungkapnya.

Sementara itu, Suhut, perwakilan tokoh masyarakat, menambahkan pentingnya filosofi lokal dalam menjaga keharmonisan.

"Jogja ini kota yang istimewa, ayem tentrem. Mari kita hadapi perbedaan dengan jempol, bukan dengan kekerasan," tuturnya.

Fathur Djaguna, perwakilan mahasiswa juga menegaskan komitmen mahasiswa untuk memperjuangkan demokrasi tanpa kekerasan.

"Kami ingin menyuarakan kebenaran dengan damai. Jogja menjadi contoh bahwa aspirasi bisa disampaikan tanpa kerusuhan," ujarnya.

Baca juga: Pedagang Kulon Progo melakukan "Boyongan Rojo Koyo"

Peringatan Boyongan Kedaton ini menjadi momentum penting untuk mengingatkan kembali generasi muda akan pentingnya perdamaian dan persatuan.

Ketua Sekber Keistimewaan Widihasto menyampaikan bahwa Boyongan Kedaton bukan sekadar peringatan sejarah, melainkan juga ajakan untuk merenungkan nilai kejuangan dan persatuan yang diwariskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I.

"Kami ingin menggali semangat kejuangan Sri Sultan Hamengkubuwono I dalam menghadapi tantangan zaman, menjaga keutuhan NKRI, serta membangun demokrasi yang damai," ujarnya.

Widihasto menambahkan bahwa semangat acara ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam memperjuangkan demokrasi secara beretika dan tanpa kekerasan.

“Yogyakarta harus tetap menjadi pelopor perdamaian, menjaga kesatuan nasional, dan mengedepankan dialog dalam setiap perjuangan,” pungkasnya.

Baca juga: Ribuan pedagang Pasar Godean Sleman melakukan prosesi Kirab Boyongan

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.