ISI Yogyakarta dorong kenaikan jumlah guru besar

id Isi, guru besar, rektor, mendorong, yogyakarta

ISI Yogyakarta dorong kenaikan jumlah guru besar

Rektor ISI Yogyakarta Dr. Irwandi memberi sambutan saat Sidang Senat Terbuka pengukuhan guru besar di Concert Hall Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Sewon, Bantul, D.I. Yogyakarta, Selasa (14/10/2025). ANTARA/Rahid Putra Laksana

Yogyakarta (ANTARA) - Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta terus mendorong peningkatan jumlah guru besar melalui berbagai upaya pengembangan akademik dan karya seni bereputasi internasional, sejalan dengan kebijakan baru kementerian yang membuka peluang pencapaian jabatan profesor tidak hanya lewat publikasi ilmiah, tetapi juga karya seni berstandar global.

Rektor ISI Yogyakarta Dr. Irwandi, mengatakan pihaknya terus memberi semangat kepada para dosen agar memenuhi kewajiban akademik, salah satunya melalui publikasi jurnal internasional. Saat ini, kata dia, kementerian juga memberi ruang bagi karya seni bereputasi internasional sebagai bentuk capaian akademik yang setara dengan jurnal ilmiah.

“Tentu kami memberi semangat penyadaran tentang bagaimana kewajiban-kewajiban khusus seorang guru besar itu harus dipenuhi, salah satunya jurnal internasional. Ini terus kami dorong untuk memberi semangat dan dukungan agar dapat memenuhi itu. Saat ini, di kementerian juga berlaku bahwa syarat khusus guru besar bisa dalam bentuk karya seni internasional,” ujar Irwandi.

Ia menjelaskan peluang ini menjadi bentuk pengakuan atas kekhasan kampus seni, di mana karya akademik bisa diwujudkan tidak hanya dalam bentuk tulisan ilmiah, tetapi juga karya yang memiliki reputasi global dan memenuhi kriteria tertentu.

Irwandi menambahkan ISI Yogyakarta menargetkan agar setiap tahun ada pengukuhan guru besar baru. Saat ini, pihaknya telah memetakan sejumlah dosen yang berpotensi untuk didorong mencapai jabatan akademik tertinggi tersebut.

“Kita tiap tahun inginnya ada pengukuhan. Setidaknya kami sudah memetakan untuk bisa kami dorong tahun depan, mudah-mudahan dapat tercapai untuk dikukuhkan,” ujarnya.

Selain itu, ISI Yogyakarta juga memantau seniman dan tokoh di luar kampus yang berpotensi menerima anugerah kehormatan, seperti gelar Empu Ageng atau Doctor Honoris Causa, sebagaimana pernah diberikan kepada Empu Ageng Oscar Motuloh dalam bidang fotografi jurnalistik.

Irwandi menjelaskan capaian akademik tersebut turut memengaruhi reputasi ISI Yogyakarta di tingkat internasional. Saat ini, ISI Yogyakarta menempati peringkat ke-113 dunia untuk subjek Art and Design serta Performing Arts versi QS World University Rankings by Subject. Di Indonesia, ISI Yogyakarta menempati posisi teratas untuk dua bidang tersebut, dan berada di peringkat 30-an di tingkat Asia.

“Dengan sumber daya guru besar yang memiliki publikasi dan karya internasional, capaian itu menjadi rekam jejak yang terbaca oleh para pemangku kepentingan, dan turut memperkuat posisi ISI Yogyakarta di kancah global,” kata Irwandi.

Total guru besar yang dimiliki ISI Yogyakarta saat ini sebanyak 13 orang. Pada tahun 2025, ISI Yogyakarta menambah dua guru besar baru, sementara pada 2024 menambah satu guru besar, dan pada 2023 tiga guru besar. Irwandi berharap jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan semangat dosen dan civitas akademika dalam mencapai jabatan akademik tertinggi demi kemajuan seni dan ilmu pengetahuan.

“Besar harapan kami jumlah ini akan terus bertambah. Kami mendorong seluruh dosen dan civitas akademika ISI Yogyakarta untuk terus bersemangat mencapai jabatan akademik tertinggi, yaitu guru besar, demi kemajuan ilmu pengetahuan, seni, dan lembaga ini,” ujar Irwandi.

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.