Kulon Progo (ANTARA) - Bupati Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Agung Setyawan bersyukur ditetapkannya Bandara Internasional Yogyakarta sebagai Embarkasi dan Debarkasi Haji 2026 karena diharapkan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah itu.
Agung Setyawan di Kulon Progo, Kamis, mengatakan Bandara Internasional Yogyakarta sebagai Embarkasi dan Debarkasi Haji 2026 merupakan buah perjuangan dari semua pihak yang tidak pernah Lelah mencintai Kulon Progo.
"Alhamdulillah, YIA ditetapkan sebagai Embarkasi dan Debarkasi Haji 2026. Secara bertahap, kita bangun dari fondasi pembangunannya," kata Agung.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kulon Progo Wahib Jamil bersyukur atas ditetapkannya YIA menjadi embarkasi debarkasi haji 2026 oleh Menteri Haji dan Umrah dengan Keputusan Menteri Haji dan Umrah Nomor 11 Tahun 2025 tentang Bandar Udara Embarkasi dan Debarkasi Haji. Keputusan Menteri Haji dan Umrah tersebut tertanggal 22 Oktober 2025, tepat di Hari Santri.
Embarkasi Yogyakarta akan memberangkatkan Jemaah Haji mulai 2026 dari wilayah DIY atau plat kendaraan AB yakni Kota Yogyakarta, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman serta sebagian Jawa Tengah, yaitu eks Karesidenan Kedu atau plat kendaraan AA yakni Kota Magelang, Magelang, Purworejo, Kebumen, Temanggung, dan Wonosobo. Kuota Jemaah Haji di daerah plat AB dan AA berjumlah lebih dari 9.000 orang.
"Embarkasi-debarkasi nanti digunakan saat musim haji dengan bentuk panitia penyelenggara ibadah haji dengan melibatkan banyak pihak," katanya.
Wahib Jamil mengatakan jamaah haji ditransitkan terlebih dahulu di hotel-hotel sekitar Bandara YIA. Hal ini dikarenakan Embarkasi Haji Yogyakarta yang berbasis "hotel haji" adalah model pertama kali di Indonesia.
"Penetapan Embarkasi Yogyakarta Insya Allah akan menumbuhkan perekonomian dan kesejahteraan di Kulon Progo. Konsep sustainable embarkation dan ekosistem haji akan semakin menguat dan menjadi alternatif adanya embarkasi berbasih hotel," katanya.
Selanjtnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan ditetapkannya Bandara YIA menjadi Embarkasi dan Debarkasi Haji 2026 merupakan inovasi dan usulan antara Pemkab Kulon Progo, jajaran Angka Pura Indonesia, hotel, jajaran Kanwil Kemenag DIY dan Kemenag Kulon Progo, dan juga Pemda DIY yang didukung penuh oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X.
"Ini digagas bersama-sama, dan merupakan inovasi, di mana menjadi satu-satunya embarkasi yang tidak menggunakan asrama haji," katanya.
Aris mengatakan syarat embarkasi haji ada tiga, yakni bandara internasional, jamaah haji minimal 4.000 orang (di DIY masih kurang sehingga bekerja sama dengan Pemprov Jawa Tengah, sehingga beberapa eks Karisidenan Kedu bergabung di DIY. Syarat lainnya, asrama haji. Di DIY belum ada asrama haji, sehingga bekerja sama dengan hotel sekitar YIA menjadi asrama haji. Inovasi dan direspon Pemerintah Pusat karena di era efisiensi, pemerintah tidak harus membangun asrama yang nilainya tinggi.
"Hal ini akan memberatkan pemerintah daerah. Untuk itu, kami kerja sama dengan hotel. Tujuan utamanya adalah pelayanan kepada calon jamaah haji lebih baik karena lebih dekat, pelayanan akan lebih baik karena sarana memenuhi lainnya," katanya.
Lebih lanjut, Aris berharap dengan ditetapkannya Bandara YIA sebagai Embarkasi dan Debarkasi Haji 2026 akan menggerakan ekonomi di Kulon Progo.
"Dampaknya akan sangat luar biasa, karena 8.000 jamaah akan diantar akan mendongkrak UMKM di sekitar Kulon Progo. Begitu juga rumah makan dan penginapan akan berkembang, sehingga multiefeknya akan luar biasa bagi Kabupaten Kulon Progo," katanya.
