Angin baratan, sudah mulai sejak bulan Mei 2019. Dari garis angin pekan ini, sedikit lebih kencang antara 10 sampai 30 knot (19 kilometer/km - 55 km per jam) di Aceh
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyebut, angin kencang di tengah cuaca panas terik menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan cepat meluas, sehingga sangat sulit dikendalikan oleh petugas lapangan di Aceh.

"Angin baratan, sudah mulai sejak bulan Mei 2019. Dari garis angin pekan ini, sedikit lebih kencang antara 10 sampai 30 knot (19 kilometer/km - 55 km per jam) di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Kamis (8/8).

Ia menjelaskan, kondisi angin baratan kurang bersahabat telah melanda provinsi paling barat Indonesia ini baik pada wilayah perairan maupun daratan akibat gangguan cuaca di Samudera Pasifik.

Beberapa udara tekanan rendah di Samudera Pasifik telah menyebabkan massa udara dari Samudera Hindia bergerak ke Pasifik, dan melewati wilayah Aceh yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin.

Data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut, hingga kini petugas masih mengupayakan pemadaman di Aceh Barat dan Nagan Raya akibat kebakaran hutan dan lahan telah menghanguskan 64 hektare sejak 26 Juli 2019.

Baca juga: BMKG Sulut keluarkan peringatan dini angin kencang

"Terjadinya low pressure (tekanan rendah) Samudera Pasifik barat daya Filipina agak jauh dengan Indonesia, jadi tidak terlalu berpengaruh munculnya awan-awan hujan," jelas dia.

"Kita tahu bersama di musim kemarau rumput juga kering, sangat rawan terjadi kebakaran. Salah satu pemicunya angin kecepatan tinggi, seperti angin baratan," tegas Zakaria.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo bakal mengirimkan satu unit helikopter bom air demi membantu upaya memadamkan kebakaran di Aceh Barat.

"Kemarin kita sudah terima surat permohonan bupati Aceh Barat, hari ini helikopter akan dikirim ke mari. Mudah-mudahan sore ini tiba, sehingga bisa langsung dioperasionalkan. Jumlahnya satu unit," kata Doni

Bupati Aceh Barat Ramli sebelumnya telah meminta BNPB segera menurunkan tim membantu upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang sudah terjadi sebulan terakhir di daerah itu.

Ia menyebut, dampak musibah kebakaran ini telah menyebabkan puluhan hektare lahan masyarakat yang berada di tiga kecamatan seperti Meureubo, Johan Pahlawan, dan Bubon terbakar total dengan luas lahan mencapai 50 hektare lebih.

"Saya sudah surati BPBA (Badan Penangulangan Bencana Aceh) dan BNPB agar segera membantu pemadaman api di Aceh Barat, minimal ada hujan buatan atau penyiraman air dari udara," kata Ramli

Baca juga: Angin kencang di NTT dipicu perbedaan tekanan di Australia-Asia
Baca juga: Pola angin di wilayah ekuator picu gelombang tinggi di NTT

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019