Nanti data perusahaan akan diolah dan digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam hal proses industri
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mempertemukan akademisi dan pelaku usaha untuk memaksimalkan penggunaan big data bagi perusahaan dalam forum bertajuk Corporate Gathering Creating in Wining Strategy in Industry 4.0.

“Dengan adanya forum yang mempertemukan akademisi dan para pelaku usaha diharapkan menjadi momentum bagi segenap pemangku kepentingan untuk melakukan konsolidasi, bermitra, menggali isu strategis sekaligus merumuskan langkah bersama,” Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko SA Cahyanto, Senin.

Dalam hal ini, Politeknik Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta kerja sama dengan Universitas Katolik Parahyangan dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Tahun 2019 untuk mengelola big data tersebut, serta Universitas Katholik Parahiyangan.

“Nanti data perusahaan akan diolah dan digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam hal proses industri. Untuk kali ini pada proses logistik,” ungkap Eko.

Kerena itu, Kemenperin aktif menyiapkan sekaligus memfasilitasi berbagai strategi agar Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipersiapkan sudah link and match dengan kebutuhan dunia usaha.

Eko mengungkapkan dalam mendorong terciptanya SDM industri yang kompeten di Tanah Air dibutuhkan kerja sama berbagai pihak.

“Kehadiran kita semua di sini merupakan bentuk dukungan untuk memajukan dunia pendidikan seiring dengan perkembangan industri nasional, sektor yang menjadi salah satu pilar untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara yang maju dan berpengaruh di tingkat global,” ujarnya.

Eko menuturkan Kemenperin telah menetapkan lima fokus sektor industri yang akan di dorong untuk implementasi Industri 4.0, yaitu Industri Makanan dan Minuman, Industri Otomotif, Industri Kimia, Industri Elektronika, serta Industri Tekstil dan Garmen.

Kelima sektor ini dipilih karena kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 70 persen, kontribusinya terhadap ekspor sebesar 65 persen, dan penyerapan tenaga kerja 60 persen dari sektor industri manufaktur.

“Dengan mendorong Implementasi Industri 4.0 pada kelima sektor tersebut Indonesia diprediksi akan mendapatkan tambahan PDB yang berasal dari peningkatan input tenaga kerja dan peningkatan produktivitas mencapai total 155 miliar dolar AS dengan tambahan tenaga kerja digital manufaktur mencapai 4,5 juta orang dan tenaga kerja penunjang manufaktur sebesar 12,5 juta orang,” jelasnya.

Eko menyebut sejak peluncuran Making Indonesia 4.0 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2018 lalu, Kemenperin menindaklanjutinya dengan beberapa langkah.

Khusus untuk pembangunan SDM industri yang berkompeten, Kemenperin telah membangun pusat inovasi dan pengembangan SDM Industry 4.0yang dimulai pada tahun 2019, dan akan memiliki 5 fungsi, yaitu sebagai ekosistem Industri 4.0, showcase center, capability center, delivery center, dan innovation center Industry 4.0.

“Selain itu, untuk mendukung penyiapan SDM industri dan Fasilitasi IKM Kemenperin terus menggulirkan program vokasi industri yang link & match antara SMK dengan industri. Kemudian untuk meningkatkan daya saing IKM agar mampu menembus pasar ekspor telah dilakukan program e-smart IKM,” terangnya.

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019