Jakarta (ANTARA) -
Pejalan kaki dari Kabupaten Indramayu menuju Jakarta, Samsudin, berharap bisa menemui Presiden Joko Widodo tepat di hari Kemerdekaan Republik Indonesia, pada Sabtu (17/8).
 
"Perkiraan saya bisa sampai ke Istana Presiden, Jakarta, Sabtu pagi," kata Samsudin saat melintas di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Kamis siang.
 
Samsudin adalah seorang ayah yang berprofesi sebagai relawan pelestarian satwa langka dan pendongeng keliling. Ia warga Desa Lohbener, Kecamatan Lohbener, Indramayu, Jawa Barat.
 
Tujuannya ingin bertemu Presiden untuk meminta beasiswa pendidikan putrinya, Sofia Amelia Suryani (14) yang terpaksa menunggak iuran semester kenaikan kelas berkisar Rp7 juta.
 
Samsudin (47) berangkat dari kampung halamannya sejak 11 Agustus 2019 untuk menempuh perjalanan sejauh 200 kilometer dengan berjalan kaki.
 
Samsudin membawa bendera bertuliskan permohonan bantuan beasiswa agar anaknya bisa terus melanjutkan sekolah.
 
Pekerjaan Samsudin sebagai pendongeng keliling belum maksimal untuk menutup biaya sekolah swasta Sofia.
 
"Saya hanya seorang pendongeng keliling tak punya penghasilan tetap. Selain itu, saya juga seorang relawan satwa liar sebagai pekerjaan serabutan," katanya.
 
Aktivitas dongeng keliling dilakukan Samsudin menggunakan kardus bekas yang dibentuk menjadi sejumlah aktor wayang kertas.
 
"Saya biasanya dadakan kalau dongeng. Misalnya ada anak-anak kumpul atau undangan resmi. Itu pun gratis, kecuali ada yang donasi," katanya.

Samsudin menyebut, putrinya tergolong memiliki prestasi yang baik di sekolah. Bila tidak ada donatur untuk anaknya, harapan terakhirnya yakni menemui Presiden Jokowi di Jakarta.
 
"Selain Pak Presiden, saya juga dapat undangan ke rumah seorang Romo di Jakarta," katanya.
 
Selain berniat meminta beasiswa pendidikan, Samsudin juga berharap Joko Widodo bisa memenuhi aspirasi masyarakat terkait perlindungan satwa badak Kalimantan.
 
"Mudah-mudahan pemerintah bisa mendukung aksi dongeng keliling dan kampanye saya untuk menyelamatkan badak di Kalimantan," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019