Jakarta (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi DKI Jakarta berkerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menggelar acara Mangrove Volunteers Day 2019 di Taman Wisata Alam Muara Angke Jakarta Utara.

Yayasan Konservasi Alam Nusantara merupakan perpanjangan tangan dari The Nature Conservancy organisasi non profit yang bergerak di bidang lingkungan hidup.

Baca juga: Mangrove Muara Angke bertambah jadi 32 ribu dalam 10 tahun

Baca juga: Kehati nilai ada perbaikan habitat di hutan lindung Angke Kapuk

Baca juga: Kawasan Muara Angke segera ditanami mangrove


"Kegiatan ini sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan terpadu, implementasi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim di Indonesia," kata Ketua YKAN, Rizal Algamar di Muara Angke Jakarta Utara, Kamis.

Kegiatan, menurut Rizal meliputi nursery works (pembibitan), aksi bersih-bersih, dan penanaman mangrove di Angke Kapuk Arboretum.

YKAN, berkerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta berencana untuk membangun pusat mangrove di Angke Kapuk sebagai upaya melakukan penelitian untuk menyelamatkan mangrove (bakau).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Andono Warih yang hadir dalam kegiatan itu menyatakan dukungannya dengan terselenggaranya kegiatan tersebut.

Menurut dia tantangan dalam melestarikan hutan nangrove tidak mudah selain persoalan sampah dari rumah tangga dan industri yang masuk ke sungai juga terjadinya alih fungsi lahan menjadi industri atau tempat tinggal.

"Pemprov DKI Jakarta sangat mendukung kegiatan-kegiatan semacam ini untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat," ujar dia.

Menurut dia rusaknya hutan mangrove akan memberikan dampak terhadap pencemaran udara dan air tanah di Provinsi DKI Jakarta.

Lebih jauh Direktur Bina Pengembangan Kawasan Ekosistem Esensial KLHK Tandia Tjahyana mengatakan Indonesia memiliki peran penting dalam pelestarian hutan mangrove karena merupakan terluas di dunia yakni hampir 75 persen di Asia Tenggara dan 27 persen di dunia.

Kehadiran mangrove memberikan dampak ekonomi yang sangat besar potensinya mencapai Rp40 triliun dari budi daya perikanan saja.

"Saya mendukung upaya TNC melalui yayasan untuk berkerja sama dengan BKSDA dalam upaya melestarikan mangrove," ujar dia.

Tandia berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut mengingat mangrove merupakan benteng pertahanan ekologis Kota Jakarta.
 
Hutan mangrove di Taman Wisata Alam Muara Angke Jakarta Utara. (Foto ANTARA/ Ganet Dirgantoro)



Secara simbolis yang ditanam pada kegiatan ini 270 bibit dari lima jenis mangrove yaitu rhizophora mucronata, rhizophora stylosa, rizhophora apiculata, sonneratia alba dari total yang akan ditanam 1.000 bibit.

Setelah kegiatan kemudian akan dimonitor secara berkala dari predator seperti ulat, kepiting, teritip, belalang, dan lain sebagainya, kemudian akan diukur pertumbuhan dan survival ratenya.

Peserta kegiatan sekitar 500 orang sukarelawan, terdiri dari perwakilan para mitra MERA (Mangrove Ecosystem Restoration Alliance) yakni PT Chevron Pacific Indonesia, APP Sinar Mas, PT Djarum, dan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk serta dari staf YKAN.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019