Batang (ANTARA) - Kepolisian Resor Batang, Jawa Tengah, menggandeng pengurus lintas agama menggelar doa bersama menyambut Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia.

Kepala Polres Batang AKBP Edi Suranta Sinulingga di Batang, Jumat, mengatakan bahwa bangsa Indonesia bisa merdeka karena berkat perjuangan para pahlawan dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

"Kita bisa merdeka seperti sekarang ini karena perjuangan para pahlawan. Oleh karena, kita wajib menjaga bangsa Indonesia dengan baik," katanya.

Menurut dia, saat ini banyak paham radikal yang ingin merongrong kewibawaan bangsa Indonesia dan ingin mengganti ideologi dan dasar negara.

"Oleh karena, kita harus memupuk semangat kemerdekaan agar tidak mudah goyah. Perjuangan dari para pahlawan harus terus kita lanjutkan dan memupuk persatuan dan kesatuan sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI," katanya.

Ia mengatakan bangsa Indonesia terdiri atas banyak suku dan agama sehingga masyarakat harus waspada terhadap aliran radikalisme yang berusaha memecah belah kerukunan dan kebersamaan antarumat beragama.

"Oleh karena, melalui acara doa bersama ini kami berharap masyarakat tetap menjaga toleransi antarumat beragama, demi keutuhan NKRI," katanya.

Tokoh agama K.H Gus Muafiq mengatakan Islam adalah agama yang cinta kedamaian sehingga keberadaannya akan membawa kesejukan dan keberkahan bagi seluruh umat manusia.

Gus Muafiq mengajak polisi bisa belajar dari falsafah seekor burung elang yaitu supaya dapat hidup dengan usia yang panjang, burung itu harus mengambil keputusan yang berat.

Burung elang, kata dia, harus mencabut bulu paruh dan cakarnya secara paksa meski terasa sakit.

"Akan tetapi, meski menyakitkan, bulu paruh dan cakar elang itu akan tumbuh kembali dan menjadi semakin kuat. Sadar atau tidak, rasa sakit dan pengorbanan itu, akan mendidik kita menjadi polisi yang baik dan bertanggung jawab," katanya.

Baca juga: Polda Lampung sambut HUT RI dengan daki gunung Rajabasa

Baca juga: KJRI Kota Kinabalu undang WNI di Sabah ikut upacara HUT RI ke-74

Pewarta: Kutnadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019