Itu kan menyangkut petani kecil mereka (Uni Eropa), sama seperti petani sawit kita
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku telah meminta para importir produk susu untuk mengalihkan sumber produk dari Uni Eropa ke negara lainnya, seperti Amerika Serikat.

Langkah ini merupakan bagian dari respons pemerintah yang akan melakukan pengenaan tarif bea masuk antisubsidi (BMAS) untuk produk susu (dairy products) dari Uni Eropa.

"Saya sudah meminta untuk para importir dari dairy products Indonesia dari Uni Eropa untuk mengambil dari source lain, seperti Amerika Serikat, India, Australia, atau New Zealand," kata Menteri Enggar usai menghadiri Sidang Tahunan MPR di Kompleks DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, Jumat.

Enggar menjelaskan Pemerintah bahkan akan memfasilitasi kemitraan para pengusaha (link and match) dalam pemasukan produk susu dari negara selain Uni Eropa tersebut.

Adapun kebijakan pemerintah untuk melakukan pengenaan BMAS produk susu ini merupakan respons terhadap Komisi Uni Eropa yang telah menerapkan (BMAS) sebesar 8-18 persen terhadap produk biodiesel asal Indonesia.

Menurut Enggar, alasan pemerintah mengenakan BMAS terhadap produk susu Uni Eropa karena komoditas itu menyangkut kesejahteraan petani kecil di Benua Biru tersebut, sama dengan petani Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada kelapa sawit.

"Itu kan menyangkut petani kecil mereka (Uni Eropa), sama seperti petani sawit kita," katanya.

Terkait dengan pengenaan BMAS biodiesel, Indonesia telah mengirimkan nota keberatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Ada batas waktu 15 hari untuk menyampaikan nota keberatan dan kami sudah sampaikan ke sana, dari pengusaha juga," kata Enggar.

Adapun mengenai poin-poin yang tertuang dalam nota keberatan yang dilayangkan kepada WTO tersebut, Enggartiasto enggan membeberkan lebih rinci.

Sebelumnya, tarif bea masuk biodiesel asal Indonesia itu berlaku efektif sejak 14 Agustus 2019, dan akan berlangsung selama empat bulan ke depan.

Komisi Eropa juga membuka peluang untuk memperpanjang kebijakan hingga lima tahun.

Baca juga: Mendag imbau importir produk susu cari sumber selain Eropa
Baca juga: Jokowi dan Mahathir bersatu hadapi diskriminasi sawit Uni Eropa
Baca juga: Akibat hambatan dagang, ekspor minyak sawit hanya naik 10 persen

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019