Muktamar kali ini ya musyawarah nomor satu, musyawarah untuk sampai pada mufakat, jadi usahakan bisa terjadi tanpa voting, kalau terpaksa, baru dilakukan voting, ujar Muhaimin
Badung (ANTARA) - Sebanyak 3.000 peserta akan memadati kegiatan Muktamar PKB yang berlangsung di salah satu hotel di daerah Nusa Dua, Bali, dan akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo.

"Untuk acara ini, ada 3.000 peserta dari seluruh Tanah Air dan juga kehadiran dari 1.000 ulama seluruh Indonesia. Nantinya ada Presiden Jokowi yang akan membuka langsung Muktamar," kata Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, di Nusa Dua, Senin.

Muhaimin menjelaskan, hari ini pihaknya juga meninjau persiapan terkait dengan pelaksanaan Muktamar Ke-5 PKB yang akan berlangsung selama tiga hari mulai 20-22 Agustus 2019.

"Peserta hari ini sudah mulai pada datang berbondong-bondong dan kita menyebutnya pasukan lebah, yang juga sudah mulai masuk hotel di sekitar sini," jelasnya.

Baca juga: Muktamar V PKB akan bahas tiga isu prioritas

Ia menambahkan, peserta yang akan menghadiri Muktamar PKB ini disebut pasukan lebah, karena lebah dalam Al-quran merupakan hewan yang memiliki banyak manfaat.

"Karena dengan kesadaran bahwa lebah ini seperti yang termaktub di dalam Alquran adalah hewan yang memberi manfaat dia juga bergerombol, solid dan menginduk pada pimpinan yang loyal, kemudian besok kita akan memilih induknya siapa dalam muktamar ini," katanya.

Baca juga: PKB: Muktamar sahkan tim pengkajian Amandemen UUD 1945

Muhaimin menegaskan, pada pelaksanaan muktamar kali ini tetap mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat.

"Muktamar kali ini ya musyawarah nomor satu, musyawarah untuk sampai pada mufakat, jadi usahakan bisa terjadi tanpa voting, kalau terpaksa, baru dilakukan voting," ujar Muhaimin.

Dalam pelaksanaan nanti, semua aspirasi akan diserahkan kepada peserta muktamar, seperti apa keinginan ke depannya.

Baca juga: Muktamar V PKB usung tema "Melayani Ibu Pertiwi"

Ia menjelaskan pemilihan lokasi di Bali, dikarenakan Bali menjadi salah satu tempat yang strategis. Ditambah lagi, keberadaan Pulau Bali yang menjadi simbol dari kebhinekaan.

"Bali ini tempat yang strategis dan Bali ini berhasil menjadi simbol kebhinekaan, di samping itu juga, datang ke Bali dapat menjadi tempat anak-anak kita yang ingin menikmati suasana," katanya.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019