Jakarta (ANTARA) - Tim pemeriksa yang diturunkan KRI Teluk Lada-521, berhasil masuk ke dalam KM Mina Sejati dalam pelayarannya di perairan Kepulauan Aru, Senin (19/08). Di atas kapal penangkap cumi-cumi itu, prajurit TNI AL mulai menggeledah dan memeriksa.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Zaenal, di Jakarta, Senin, menyatakan, "Namun dari hasil pemeriksaan di dalam KM Mina Sejati itu, tim pemeriksa tidak menemukan satupun ABK dari kapal KM Mina Sejati. Saat ini kondisi kapal sebagian besar telah tenggelam hanya terlihat anjungan dan haluan kapal."

Sebelumnya, dia berkata, TNI AL telah mendapat laporan tentang insiden perkelahian antar ABK KM Mina Sejati yang mengakibatkan korban jatuh dari ABK KM Mina Sejati.

Menurut informasi yang berkembang, KM Mina Sejati dengan ABK berjumlah 36 orang itu terjadi insiden oleh tiga orang yang melakukan pembunuhan terhadap lima orang ABK. Hingga saat ini motif sebenarnya dari perkelahian hingga berakhir pembunuhan di KM Mina Sejati itu belum diketahui persis.

Melihat hal itu, Zaenal berkata, 13 orang berusaha menyelamatkan diri dengan terjun ke laut. Namun dua orang di antara mereka kemudian meninggal dunia dan 11 orang dinyatakan selamat.

Selanjutnya ke-13 orang ABK itu dievakuasi KM Samudera Gemilang yang berlayar di dekat KM Mina Sejati. Diduga di dalam kapal nahas itu masih tersisa sebanyak 15 orang ABK. "Informasi ini berasal dari ABK yang berhasil diselamatkan KM Samudera Gemilang," kata Zaenal.

Sampai berita ini diturunkan, tim pemeriksa KRI Teluk Lada-521 telah berhasil naik ke atas KM Mina Sejati dan ternyata tidak ditemukan ABK yang lain.

Kapal itu dalam keadaan kosong dan kondisinya 75 persen tenggelam. Tim pemeriksa kembali ke KRI Teluk Lada-521 dan selanjutnya mengevakuasi 13 orang ABK KM Mina Sejati yang semula berada di KM Samudera Gemilang.

"Mereka selanjutnya dibawa ke Dobo untuk diperiksa dan didalami keterangannya lebih lanjut guna mengungkap kejadian yang sebenarnya," kata Zaenal.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019