Kulon Progo (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan pencegahan secara masif penggunaan narkoba di wilayah ini supaya masyarakat lebih peduli akan bahaya narkoba.

Kepala BNNP DIY Brigadir Jenderal Polisi Triwarno Atmodjo di Kulon Progo, Selasa, menjelaskan prevalensi pengguna narkoba di DIY tidak terlalu signifikan naik maupun turunnya.

Baca juga: Pengetahuan bahaya narkoba juga diberikan kepada SMN Sulsel

Baca juga: BNNK HSU siap lakukkan sosialisasi bahaya narkoba ke semua desa

Baca juga: DPRD DKI: Buat anak muda pahami bahaya Narkoba


"Prevalensi pengguna narkoba di DIY tidak terlalu signifikan, naik maupun turun. Dari 2015 sampai dengan 2019 hanya ada pergeseran pengguna," kata Triwarno.

Ia mengatakan pada 2015 sampai 2017, pengguna narkoba ini didominasi oleh pendatang, orang luar Yogyakarta yang tinggal di Yogyakarta. Kemudian, pada 2018 hingga 2019, data pengguna narkoba 50 persen:50 persen itu prevalensi pengguna narkoba di Yogyakarta, antara penduduk asli dan penduduk pendatang, yang sebelumnya penduduk asli ini kurang lebihnya 10 persen.

Pada 2017 sampai 2018, prevalensi pengguna yang coba-coba menggunakan sementara itu kurang lebih 600 orang. Cenderung turun dari tahun-tahun sebelumnya meskipun tidak signifikan.

"Salah satu cara pencegahannya, adalah seperti yang dilakukan saat ini, secara masif mengajak semua elemen termasuk BUMN melaksanakan pencegahan. Oleh karena dinilai pola penanganan yang paling efektif adalah dengan pencegahan," katanya.

Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo menyampaikan perlunya antisipasi adanya dampak bandara, meskipun adanya bandara di Kulon Progo sangat bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi Kulon Progo, tetapi perlu diwaspadai dampaknya terhadap perdagangan narkoba.

Ia mengatakan BNNP DIY dan pemkab peduli terhadap bahaya narkoba, harus berbuat sesuatu. Hari ini merupakan bagian dari apa yang harus kita lakukan itu. Oleh karena itu, ia mengajak semua lapisan memberikan pemahaman dan penyadaran kepada publik terkait bahaya narkoba.

"Semua harus diwaspadai, kaitan dengan bahaya narkoba yang luar biasa. Sebuah negara bisa hancur karena narkoba. Oleh karena itu harus disikapi, tidak boleh jemu-jemunya," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019