Koperasi era Industri 4.0 harus sudah mengembangkan aplikasi-aplikasi, termasuk aplikasi pelayanan anggota dan bisnis
Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi pertanian Universitas Bengkulu, Ketut Sukiyono, mengapresiasi upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian dalam memperkuat kelembagaan petani dengan mendorong terbentuknya koperasi petani.

Ketut dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat, memaparkan, terbentuknya koperasi akan memberikan keuntungan dan keberpihakan kepada petani.

Hal itu, ujar dia, karena pengaturan harga dapat dilakukan secara mandiri oleh petani sehingga tidak merugikan kalangan petani.

"Misalnya ketika harga komoditas lagi tinggi, petani dapat dengan memangkas (harga) sesuai berapa besar tingginya itu. Atau sewaktu lagi harga turun, bisa dipangkas juga hingga paling minim," kata Ketut.

Ia berpendapat, melalui pembentukan koperasi oleh Kementan ke depannya bakal membuat tingkat selisih harga dari penampung hasil komoditas dengan petani tidak lagi seenaknya.

Selain itu, ujar dia, keuntungan lainnya dari terbentuknya koperasi adalah petani dapat kembali memperoleh keutungan ekonomi dari aturan sisa hasil usaha (SHU).

Kementerian Pertanian mendorong penguatan kelembagaan petani yang dinilai semakin dibutuhkan pada masa kini sesuai kemajuan zaman sebab hasil pertanian dikelola secara modern berbasis bisnis profesional.

Selain itu, adanya koperasi juga akan membuat kapasitas petani meningkat mengurus sistem pertaniannya, mulai dari pembibitan, pengairan, penyaluran alsintan. Di samping itu juga koperasi akan menambah pendapatan petani dengan sistem bagi keuntungan.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan menyatakan koperasi di berbagai daerah pada saat ini harus kreatif dan inovatif dalam menjalankan strategi bisnisnya guna beradaptasi dengan era Revolusi Industri 4.0.

"Koperasi era Industri 4.0 harus sudah mengembangkan aplikasi-aplikasi, termasuk aplikasi pelayanan anggota dan bisnis, untuk meningkatkan kinerja usahanya," ujar Prof Rully saat acara penyerahan penghargaan Koperasi Berprestasi dalam rangka Hari Koperasi Tingkat Provinsi DI Yogyakarta, Kamis (25/7).

Ia menegaskan bahwa tantangan baru koperasi tak sekedar cara berbisnis di era digital, melainkan juga mengubah mindset dalam sistem tata kelola secara menyeluruh.

Menurut dia, teknologi bisa dijadikan sebagai alat koperasi dalam menerapkan strategi efisiensi usaha dan dapat meningkatkan daya saing.

Rully mencontohkan, bahwa Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang merupakan agenda wajib badan usaha koperasi dapat dilakukan secara online atau daring.

"Saat ini, RAT sudah bisa dilakukan secara online. Artinya, dengan anggota koperasi yang mencapai ratusan ribu orang, berapa anggaran yang bisa dihemat dan bisa dialokasikan untuk pengembangan usaha," ucapnya.

Dengan begitu, lanjut Prof Rully, koperasi akan mampu menjawab tantangan zaman dan mampu bersaing dengan sektor usaha lainnya.

Baca juga: Petani kopi diserukan gabung dalam koperasi, tingkatkan daya saing
Baca juga: ITFC gandeng UKM dan koperasi kopi di Sumatera Utara

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019