Jakarta (ANTARA) - Pesinetron Amalia Nuril Aqmarina atau akrab disapa Amel Carla menyimpan kekhawatiran saat mendengar keputusan Presiden Jokowi yang akan memindahkan Ibu Kota Indonesia ke dua kabupaten yang ada di Kalimantan Timur (Kaltim), yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara.

"Takutnya, kalau yang namanya pembangunan besar-besaran maka akan mengganggu hutan. Kita kan tahu, hutan Kaltim adalah salah satu paru-paru dunia," kata Amel saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Gadis kelahiran Bontang 18 tahun lalu berharap pembangunan ibu kota yang akan berlangsung di kabupaten dekat tempat kelahirannya itu harus memperhatikan dampak yang mungkin akan terjadi.

Baca juga: Ibu kota negara segera pindah!

"Sebelum diputuskan jadi ibu kota saja kan sudah banyak terjadi kebakaran hutan. Tapi aku yakin, kepindahan itu sudah ada perkiraan yang matang," kata Amel yang pernah tinggal di Kaltim sampai usia 3,5 tahun itu.

Amel menuturkan keluarganya sempat tinggal di Kaltim karena mengikuti sang ayah yang berdinas di PT Pupuk Kaltim.

Hingga usia Amel 12 tahun, pelantun lagu "Jangan Dulu Cinta-Cinta" (2014) itu mengaku masih sering pulang pergi Kaltim. Dia mengatakan banyak menyimpan memori tentang provinsi itu.

Baca juga: Survei: 39,8 persen tidak setuju perpindahan ibu kota

"Memori itu, kalau di Bontang, suka main ke patung yang mirip Patung Merlion di Singapura itu. Kalau di Singapura kan dekat dengan sungai. Kalau ini, ada di sampingnya restoran seafood, enak banget seafood-nya seger-seger," katanya.

Bintang sinetron "Suami Suami Takut Istri" (2007) itu juga sering bermain di taman dinosaurus untuk bermain-main di Bontang.

"Bontang itu kota kecil. Aku inget kalau sudah jam tujuh malam itu sepi banget. Pusat belanja enggak ada. Ibu pernah cerita, dulu suka ada babi hutan, orang utan masuk rumah karena di belakang masih hutan belantara," ujarnya.

Baca juga: Amel Carla tampik "anak sekarang" cuma sibuk main gadget

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019