Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan dalam waktu dekat akan mengimplementasikan kerja sama bidang kesehatan yang pernah disepakati kedua negara pada 2017 lalu mulai dari rumah sakit hingga industri farmasai.

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, pemerintah Indonesia menginisiasi Penyelenggaraan Pertemuan Pertama Joint Working Group on Health Cooperation Indonesia-Korea Selatan guna mengevaluasi implementasi konkret MoU Kesehatan RI-Korea yang telah ditandatangani 9 November 2017.

Pertemuan Pertama Joint Working Group on Health antara Indonesia-Korea Selatan telah membahas perkembangan pelaksanaan program kerja sama yang disepakati dalam rencana kerja meliputi kerja sama dalam jaringan perawat RS antara Seoul National University Hospital (SNUH), RSCM dan Rajawali Group, kerja sama bidang keperawatan antara RS Jiwa Yong-In dan RS Jiwa Dr. Soeharto Herdjan, kerja sama produksi kantong darah antara Kimia Farma dan Tae-Chang, kerja sama dalam fraksinasi plasma darah antara Bio Farma dan SK Plasma, pengembangan alat kesehatan dan farmasi antara Kimia Farma dan Sungwun Pharmacopia, dan pengembangan vaksin baru oleh PT Bio Farma dan Quratis.

Beberapa kerja sama yang akan ditindaklanjuti antara lain pelatihan tenaga professional (dokter dan perawat) RSCM untuk mengoperasikan Pusat Ginjal, pendirian Pusat Kesehatan gabungan antara RS Jiwa Yong-In dan RSJ Soeharto Herdjan, kerja sama antara Kimia Farma dan Taechang serta PMI untuk Pendirian Industri Kantong Darah di Mojokerto, tindak lanjut registrasi produk API oleh Kimia Farma Sungwun Pharmacopia serta pendidikan dan pelatihan bagi SDM Kimia Farma, dan penjajakan kerja sama Bio Farma dan Quratis dalam pengembangan vaksin baru untuk TB.

Selain membahas implementasi MoU dan rencana kerja, pertemuan pertama Joint Working Group on Health juga membahas peluang investasi bagi Korea untuk membangun industri Alat kesehatan di Indonesia. Terkait hal ini, perwakilan dari BKPM mempresentasikan tentang peluang bisnis serta mekanisme dan prosedur investasi di Indonesia.

Pertemuan di tutup dengan disepakatinya Minutes of Meeting serta ditandatanganinya nota kesepahamanan tirpartit antara PT Bio Farma, SK Plasma Korea dan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk kerja sama Fraksionasi Plasma Darah.

Seluruh stakeholders, khususnya industri mengapresiasi upaya Pemerintah Indonesia dalam memfasilitasi para Pelaku Bisnis dalam mengembangkan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan di Indonesia menuju kemandirian Industri Dalam Negeri. Pemerintah Korea juga antusias untuk melanjutkan forum JWG yang ke-2 guna lebih meningkatkan kerja sama antar Pemerintah dan kerja sama diantara para Pelaku Usaha antara Indonesia dan Korea. Pertemuan JWG ke-2 akan dilaksanakana di Korea Selatan secara paralel dengan pertemuan Conference Medical Korea pada Maret 2020.

Baca juga: Presiden sambut baik kerjasama Gyeongsangbuk-do dengan DIY
Baca juga: Bekraf: Indonesia-Korsel kerja sama produksi konten televisi
Baca juga: Kerja sama Indonesia-Korsel fokus ke industri

 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019