Keikutsertaan Wonderful Indonesia pada ajang ini untuk mempromosikan sekaligus mempertahankan eksistensi pariwisata Indonesia di dunia khususnya kawasan ASEAN.
Kuala Lumpur (ANTARA) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali mengikuti MATTA Fair Kuala Lumpur 2019 yang ke-2 di Hall 1 Putra World Trade Center (PWTC), Malaysia, 6 – 8 September 2019.

"Tahun ini Kemenpar menampilkan paviliun seluas 180 meter persegi atau sebanyak 20 booth," ujar Kasubbid Area IV/A (Malaysia Peninsula) Regional II Kemenpar, Nurdiansyah di Kuala Lumpur, Jumat.

Dia mengatakan keikutsertaan Wonderful Indonesia pada ajang ini untuk mempromosikan sekaligus mempertahankan eksistensi pariwisata Indonesia di dunia khususnya kawasan ASEAN.

Selain itu sebagai upaya untuk melanjutkan program Kemenpar mempromosikan Wonderful Indonesia di pasar utama yaitu Malaysia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2018 turis asal negeri Jiran paling banyak menyambangi Nusantara dengan angka kunjungan mencapai 2,5 juta wisatawan, mengalahkan Tiongkok yang hanya 2,1 juta wisatawan.

Selain itu konektivitas dari kota-kota besar Malaysia ke Jakarta, Bali, Medan, Bandung, Surabaya, Lombok, dan lainnya juga sudah bagus.

Baca juga: Kemenpar: Pariwisata membaik seiring pemerataan infrastruktur

"Terbaru Belitung juga melebarkan pintu masuk dari Malaysia, AirAsia akan membuka rute internasional baru yaitu Kuala Lumpur-Belitung dengan frekuensi empat kali seminggu, penjualan tiketnya sudah dilakukan sejak 18 Agustus 2019 lalu untuk penerbangan yang akan dimulai pada awal Oktober 2019," katanya.

Tema utama booth Wonderful Indonesia tahun ini, ujar dia, adalah kapal Phinisi dan mengangkat destinasi super prioritas.

Tampilan utamanya adalah arsitektur rumah adat Batak dan arsitektur Borobudur. Dengan konsep ini diharapkan semakin memperlebar pilihan destinasi bagi wisatawan Malaysia.

Kemenpar juga membawa 31 industri pariwisata Indonesia yang terdiri dari TA/TO, Hotel, dan Atraksi Wisata.

Mereka mewakili destinasi dari 11 provinsi yaitu Kepulauan Riau (Kepri), Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Kalimantan Selatan (Kalsel).

"Dan tentunya semua telah siap dengan membawa paket-paket wisata untuk ditawarkan kepada para buyers atau customers melalui kerjasama dengan Travel Agent / Tour Operator lokal Malaysia, mereka tidak hanya menjual paket wisata dari destinasi asalnya saja, namun juga destinasi-destinasi lain yang cocok dengan wisman Malaysia," katanya.

Pada MATTA Fair 2019 Kemenpar menitikberatkan kepada destinasi super prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo apalagi sudah ada direct flight dari Kuala Lumpur ke Silangit, Yogyakarta, dan Lombok.

"Industri travel agent, atraksi wisata, hotel maupun resor yang ikut akan intensif melakukan promosi dan pertemuan bisnis dengan para pembeli atau konsumen yang datang," katanya.

Selain sebagai ajang mempromosikan destinasi wisata di Indonesia, MATTA Fair 2019 diharapkan juga bisa menghasilkan potensial transaksi bagi paket wisata dalam upaya mendatangkan wisatawan Malaysia dalam skala besar ke Indonesia.

Kegiatan promosi kali ini juga diikuti beberapa Dinas Pariwisata Daerah yaitu Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Sleman, Kalimantan Timur, NTT, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Wonosobo, Sumatera Barat, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) serta Badan Promosi Pariwisata NTB.

"Hal ini guna untuk memaksimalkan promosi pariwisata Indonesia yang nantinya akan dilakukan 'product knowledge' kepada seluruh pengunjung MATTA Fair," katanya.

Nurdiansyah mengatakan Paviliun Indonesia akan menampilkan berbagai program mulai B to C (business to consumer) oleh industri pariwisata Indonesia, hingga pelayanan informasi dan pendistribusian bahan promosi wisata oleh Kemenpar.

Selain itu ada juga "New Indonesia Destination Corner" yang mengangkat destinasi super prioritas yaitu Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo dan Mandalika yang cocok dengan pasar Malaysia.

Aktivitas lainnya yaitu penampilan seni budaya dari Provinsi Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan NTT.

Selain itu juga diramaikan pula dengan gimmick, gift redemption, games, quiz, photobooth green screen, coffee, mixology & refreshment corner yang menyuguhkan kelezatan kopi, minuman tradisional dan kudapan khas Indonesia.

Baca juga: Kemenpar gelar "Bali & Beyond Sales Mission 2019" di China

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019