Kesadaran nilai ini harus ditumbuhkan sehingga tidak ada benturan budaya antara keislaman dan keindonesiaan
Jakarta (ANTARA) - PT BNI Syariah menggelar Lokakarya Nasional Pelatihan Manajemen Masjid di Yogyakarta dengan menghadirkan tokoh-tokoh di balik suksesnya pengelolaan masjid besar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).

Siaran pers BNI Syariah yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan berbeda dengan pelatihan manajemen masjid (PMM) di 20 kota pada 2019, lokakarya nasional ini menghadirkan narasumber dan pembicara yang memiliki rekam jejak dalam membangun masjid dan bisnis sendiri.

Peserta lokakarya mendapatkan ilmu cara menyelaraskan perekonomian masjid dengan bisnis. Lokakarya ini juga menjadi sarana "business matching" antara peserta dengan narasumber yaitu pebisnis dan pemilik masjid.

Lokakarya Nasional Manajemen Masjid di Yogyakarta mengusung tema “Belajar dari Pendiri Masjid-Masjid Besar di Indonesia diselenggarakan di Hotel Tentrem Yogyakarta pada Sabtu (7/9).

Acara ini dihadiri oleh Senior Executive Vice President (SEVP) Bisnis Ritel dan Jaringan BNI Syariah, Iwan Abdi dan Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah, Bambang Sutrisno.

Beberapa narasumber yang hadir dalam Lokakarya Nasional Manajemen Masjid di Yogyakarta ini adalah para pendiri masjid besar di Indonesia yang di antaranya adalah Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, pakar manajemen masjid, Muhammad Jazir.

Selain itu pemilik PT Saliman Riyanto, Pendiri Masjid Suciati Saliman Sleman Yogyakarta, Suciati Saliman; Chairman PT Polowijo Gosari Group, Pendiri Masjid Akbar Moed'har Arifin Gresik, Achmad Djauhar Arifin; dan Pendiri Masjid Siti Aisyah Solo, Setiyo Joko Santoso.

SEVP Bisnis Ritel & Jaringan BNI Syariah, Iwan Abdi, berharap peserta dalam acara itu bisa ikut dalam "business matching" sehingga efeknya bisa meningkatkan pemberdayaan ekonomi. “Narasumber yang hadir menceritakan kisah sukses membangun masjid dan bisnis sendiri,” kata Iwan.

Lokakarya Nasional Manajemen Masjid ini diikuti oleh 300 orang peserta perwakilan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dari 150 masjid yang tersebar di berbagai daerah baik dari Sumatera, Jawa, Kalimantan maupun Sulawesi.

Pakar manajemen masjid Muhammad Jazir mengatakan salah satu kesuksesan Masjid Jogokariyan merupakan kesatuan nilai kesukuan, kebangsaan dan keagamaan.

“Kesadaran nilai ini harus ditumbuhkan sehingga tidak ada benturan budaya antara keislaman dan keindonesiaan,” kata Jazir.

Masjid Jogokariyan berada di Kampung Jogokariyan, kampung abdi dalem yang memiliki dasar-dasar budaya Jawa yang kuat. Oleh karena itu, kehadiran Islam tidak untuk menghapus identitas budaya yang ada tapi dibangun sebagai dasar kesadaran untuk mengaplikasikan Islam secara sempurna.

Dalam acara itu juga dilaksanakan penyerahan simbolis BNI Deposito iB Hasanah senilai Rp400 juta sebagai simbol pembukaan deposito kepada Ketua yayasan Angkatan Muda Masjid dan Mushola, Erwis.

Diharapkan Lokakarya Nasional Pelatihan Manajemen Masjid bisa semakin meningkatkan proses "business matching" yang dilandasi spirit membangun ekonomi syariah berbasis masjid untuk kemaslahatan umat.
​​​​​​
Baca juga: Begini cara BNI Syariah mengapresiasi nasabah setia

Baca juga: Menumbuhkan perbankan syariah melalui industri wisata halal


 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019