Banda Aceh (ANTARA) - Haji tertua Debarkasi Aceh Mat Budin bin Abdul Latif (99) harus menunda kepulangannya ke Tanah Air untuk menuju kampung halaman yang berjuluk Serambi Mekkah, lantaran masih menjalani perawatan di rumah sakit King Faisal, Mekkah.

Mat Budin bersama 391 jamaah haji Aceh lainnya yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 7 dijadwalkan kembali ke Aceh pada hari Senin, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

"Alhamdulillah tidak ada jamaah kita yang wafat di Arab Saudi, tapi masih ada satu jamaah kloter 7 yang dirawat di rumah sakit King Faisal," kata Kakanwil Kemenag Aceh, Daud Pakeh, Senin.

Baca juga: 2.339 jamaah haji Aceh telah kembali ke tanah air

Baca juga: 5 kloter haji Aceh telah kembali ke Tanah Air


Ia menjelaskan, Mat Budin merupakan haji Aceh yang berasal dari kabupaten Aceh Tamiang. Ia merupakan haji tertua dalam Musim Haji 2019 dari provinsi Aceh. Mat Budin harus mendapat perawatan medis di rumah sakit King Faisal sejak 18 Agustus lalu.

“Karena didiagnosa menderita radang paru-paru, gagal ginjal kronis (CKD) dan detak jantung yang tidak teratur. Saat ini ia sedang dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) King Faisal Hospital,” katanya.

Jamaah yang akan tiba hari ini, kata Daud, merupakan para jamaah asal kota Langsa, Banda Aceh, dan kabupaten Aceh Tamiang. Mereka diperkirakan mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar sekitar pukul 22.20 WIB.

“Total jamaah kloter 7 saat keberangkatan sebanyak 393 orang, dan yang kembali 391 karena dua orang mutasi keluar kloter dan satu orang mutasi masuk kloter, serta satu orang masih dirawat. Insyaallah kalau tidak ada halangan mereka akan mendarat nanti malam,” katanya.

Jamaah yang mutasi keluar yakni Syamsul Bahri Sikep dan Nilawati Marimin Sutoruno, mereka sudah kembali bersama kloter 2. Sedangkan yang mutasi masuk kloter 7, yakni Aisyah Angkasah Teuku Adat dari kloter 10.

Baca juga: Derita kanker dan hipertensi, dua jamaah Debarkasi Aceh dirujuk ke RS

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019