Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 20 ton sampah setiap hari masuk Kepulauan Seribu dan baru 11 ton yang bisa ditangani.

"Pemerintah kabupaten terus berupaya mengatasi dampak sampah tersebut karena akan menjadi timbunan sampah di laut," kata
Wakil Bupati Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, Junaedi saat memimpin gerakan bersih laut dan pantai memperingati Hari Perhubungan Nasional 2019 di Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kamis.

Junaedi menjelaskan sampah tersebut berasal dari 11 pulau pemukiman penduduk, homestay di pulau-pulau pariwisata hingga sampah kiriman dari sembilan kali (sungai) di dataran Jakarta, pesisir Banten dan Bekasi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menugaskan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk membuat kajian tentang terobosan pengelolaan sampah yang dapat dijadikan sumber energi seperti listrik, gas dan pupuk organik.

"Jika tahun ini masih sebatas kajian, kemungkinan tahun depan kita mendapatkan satu unit produk tersebut," ujarnya.

Baca juga: Wabup Kepulauan Seribu pimpin gerakan bersih laut dan pantai
Baca juga: Pemkab Kepulauan Seribu cegah tumpahan minyak kotori pantai
Baca juga: BJ Habibie Wafat - Wabup Kepulauan Seribu sebut sosok inspiratif


Sebelumnya, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Yusiono Supalal mengatakan, alokasi Dana Insentif Faerah (DID) dimasukan dalam anggaran daerah. Salah satunya untuk operasional pengelolaan sampah.

“Anggaran tersebut dimasukkan ke anggaran daerah dan penggunaannya melalui mekanisme penganggaran,” kata Yusiono.

Pemprov DKI Jakarta merupakan satu dari 10 daerah yang mendapatkan DID tahun 2019 sebesar Rp57,1 miliar, Rp9 miliar diantaranya digunakan untuk pengelolaan sampah.
Baca juga: Elang bondol Kepulauan Seribu gunakan plastik untuk sarang
Baca juga: Kepulauan Seribu akan jadi wajah depan DKI Jakarta

Pewarta: Fauzi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019