Jakarta (ANTARA) -
Sejumlah pedagang klontong di sekitar Jalan Usaha, Cawang, Jakarta Timur, rela barang dagangannya diutang oleh HR karena anak dari penyanyi dangdut Elvy Sukaesih.
 
"Saya sih percaya aja, karena khan jaminannya nama umi dia (Elvy Sukaesih)," kata pemilik warung Asep (39) di Jakarta, Jumat sore.
 
Putra pertama pedangdut Elvy Sukaesih, HR, hingga kini masih berutang Rp800 ribu kepada Asep.
 
"Tagihannya masih Rp800 ribu di saya. Semalam sudah saya kasih bonnya ke Pak Syehan (adik HR)," katanya.
 
Warung yang dikelola Asep bersama kakaknya, Menon (43), berada di salah satu gang Jalan Dewi Sartika, Cawang, Kramat Jati, tepatnya di sebelah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dekat Jalan Usaha.
 
Warung itu berjarak sekitar 100 meter dari kediaman Elvy Sukaesih di RT01 RW05 Nomor 18 dan 50 Jalan Usaha, Cawang, Jakarta Timur.
 
HR kerap berutang di warung Menon pada malam hari, di antara pukul 20.00 hingga 00.00 WIB.
 
Utang senilai Rp800 ribu itu, kata Asep, adalah akumulasi sejak sebulan terakhir.
 
Barang yang diutang mayoritas adalah produk rokok, selain itu ada pula minuman dan jajanan ringan.
 
"Dia (HR), jarang nongkrong di sini. Paling cuma lintas dan minta rokok, terus bilang, utang dulu ya, besok dibayar," kata Asep.
 
Kebiasaan berutang juga dilakukan HR terhadap pedagang ayam pecel di sisi Jalan Dewi Sartika.
 
Pedagang lainnya, Junaedi (48), mengatakan HR terbiasa berutang ke sejumlah warung di Jalan Usaha dengan nominal yang bervariasi.
 
"Kalau di warung saya biasanya puluhan ribu rupiah. Tapi dia seringnya utang di warung lain," kata Junaedi.
 
Prilaku HR yang kerap berutang ke sejumlah pedagang terungkap setelah yang bersangkutan merusak warung dan menyerang pedagang menggunakan senjata tajam jenis golok dan samurai, Kamis (12/9) malam.

Baca juga: Ini kronologi amukan putra pedangdut Elvy Sukaesih

Baca juga: Keluarga Elvy Sukaesih janjikan ganti rugi kerusakan warung

Baca juga: Anak Elvy Sukaesih miliki riwayat gangguan jiwa

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019