Jakarta (ANTARA) - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF optimistis mencapai target sebesar Rp10 triliun tahun 2019 untuk pembiayaan perumahan karena peluangnya masih terbuka lebar di sektor properti.

"Kami coba (masuk) segmen-segmen yang belum terlayani yang akan kami pikirkan," kata Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo di Jakarta, Senin.

SMF mulai membiayai KPR untuk para pengemudi taksi dalam jaringan berbasis aplikasi, Grab Car.

Baca juga: SMF targetkan pembiayaan Rp150 miliar KPR pengemudi Grab

Potensi yang besar membuat BUMN itu tertarik menyalurkan pembiayaan melalui lembaga penyalur KPR kepada para mitra taksi daring itu meski penghasilan mereka tergolong tidak tetap.

Tidak menutup kemungkinan, lanjut dia, segmen dari perusahaan lain akan digencarkan untuk mendongkrak penetrasi pembiayaan kredit pemilikan rumah atau KPR.

Ia menyebut, tingkat suku bunga menetap atau fix rate yang ditawarkan akan memberikan kepastian angsur yang sudah banyak diterapkan dalan skema KPR di negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.

Baca juga: Kemenpar gandeng SMF biayai pondok wisata di Mandalika

SMF mencatat selama semester pertama tahun ini total pembiayaan yang dikucurkan mencapai Rp5,33 triliun atau sudah mencapai 53,3 persen dari target Rp10 triliun.

Jumlah itu melonjak sebesar 23,9 persen dibandingkan semester pertama tahun 2018.

Optimisme SMF itu juga didukung total aset yang naik pada semester pertama tahun ini mencapai Rp21 triliun, 25,1 persen naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Sedangkan laba bersih pada semester pertama 2019 mencapai Rp241 miliar, naik 9,56 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp220 miliar.

Sementara itu, untuk menjelang kuartal empat tahun ini, SMF masih menantikan permintaan dari lembaga penyalur KPR untuk penerbitan obligasi.

"Karena kami sifatnya stand by, kalau ada yang minta kami terbitkan, kalau tidak ada minta mungkin, kami juga tidak terbitkan obligasi," katanya.

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan tahun 2005 di bawah Kementerian Keuangan.

SMF mengemban tugas untuk membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan.

Perusahaan pelat merah itu memiliki kontribusi penting dalam menyediakan dana menengah panjang bagi pembiayaan perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan pembiayaan.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019