Salah satu tantangan bagi perempuan untuk terjun langsung ke dalam dunia usaha yakni mengenai psikologis dan dukungan keluarga.
Jakarta (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengharapkan perempuan pengusaha muda lebih berani tampil untuk membangun jaringan dalam rangka mengembangkan bisnis.

"Pada era industri 4.0 perempuan harus sudah bisa bersaing. Kemampuan perempuan juga tidak kalah dengan laki-laki dalam mengembangkan bisnis," kata Kompartemen Media dan Komunikasi Hipmi Deby Utami Chaniago di sela Musyawarah Nasional XVI Hipmi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, salah satu tantangan bagi perempuan untuk terjun langsung ke dalam dunia usaha yakni mengenai psikologis dan dukungan keluarga.

"Padahal kemampuannya ada, yang menjadi penghalang terbesar adalah dari diri perempuan itu sendiri," katanya.

Ia mengatakan bagi perempuan muda yang sudah menekuni bidang usahanya dapat membangun jaringan, salah satunya ikut dalam organisasi, seperti Hipmi meski belum mempunyai kematangan dalam mengembangkan bisnis.

Baca juga: Munas segera berakhir, ini tiga calon ketua umum HIPMI

"Dengan ikut organisasi, dengan sendirinya akan terbangun jaringan yang dapat memperluas dan memperkuat bisnisnya, terutama di daerah-daerah," ucapnya.

Menurut dia, Indonesia masih membutuhkan banyak entrepreneur, termasuk dalam rangka memajukan perekonomian nasional.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendorong munculnya konglomerat-konglomerat baru di Indonesia.

"Jadi kalau tadi Adinda Bahlil menyampaikan perlu konglomerat baru. Perlu saya ingatkan bahwa 3 tahun lalu saya sudah minta kepada HIPMI, Kadin, 20 nama (konglomerat baru). Tapi sampai sekarang saya belum dapat 20 nama itu. Saya tidak tahu apakah masih dalam proses seleksi atau dalam proses yang lainnya," kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Musyawarah Nasional XVI Hipmi di Jakarta, Senin.

Bahlil yang dimaksud adalah Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Bahlil Lahadalia.

Dalam sambutannya Bahlil mengatakan bahwa tidak ada konglomerat di Indonesia yang berhasil tanpa campur tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah yang dimaksud adalah dengan menciptakan aturan yang mendukung bisnis pengusaha.

"Tetapi benar bahwa perlu konglomerat-konglomerat baru di negara kita dan peluang itu sangat besar ada," tambah Presiden.
Baca juga: Erwin Aksa: Pengusaha dituntut jeli tangkap peluang di industri 4.0

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019