Sumbawa Barat (ANTARA) - Unicef mengunjungi Kabupaten Sumbawa Barat untuk melihat perkembangan penerapan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang sukses diterapkan oleh masyarakat setempat.

Dalam kunjungan tersebut, Rabu, Tim Unicef disambut oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, H Amri Rahman, Wakapolres Sumbawa Barat, Kompol Teuku Ardiansyah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat KSB.

Tim Unicef mengunjungi tiga lokasi yaitu Desa Bangkat Monte di Kecamatan Brangrea, Lingkungan Selayar Kelurahan Arab Kenangan dan Desa Benete Kecamatan Maluk. Ketiga desa tersebut adalah yang berhasil menerapkan hidup sehat lima pilar STBM yaitu bebas buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, mengelola air minum, mengelola sampah rumah tangga, mengolah limbah rumah tangga, mengolah limbah cair.

Baca juga: Pemerintah Aceh-Unicef luncurkan program kesejahteraan anak

Ketua Tim Word Specialis Penanganan Program STBM, Muhammad Zainal, di Sumbawa Barat, mengapresiasi pencapaian masyarakat KSB dalam mewujudkan hidup sehat STBM termasuk salah satu pilar yang sulit dicapai yaitu buang air besar sembarangan.

“Apa yang dilakukan oleh KSB ini menjadi informasi yang sangat penting bagi UNICEF. Sanitasi ini merupakan hal yang berkaitan dengan kesehatan anak, dari banyak studi ternyata kondisi kesehatan yang buruk akan mempengaruhi angka stunting pada anak,” katanya.

Apa yang dilakukan KSB, tambah Zainal, sangat luar biasa, ini sangat penting bagi Unicef karena dari 500 kabupaten di Indonesia baru sekitar 40 kabupaten/kota yang berhasil mencapai Open Defecation Free (ODF) termasuk KSB.

Zainal menjelaskan, pemerintah Indonesia sebelumnya menargetkan pada 2019 semua orang harus menggunakan jamban tetapi kenyataannya hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih berprilaku buruk yaitu buang air besar sembarangan (BABS).

Baca juga: UNICEF komitmen bantu pemulihan pengungsi bencana Palu hingga 2020

Pada saat ini melalui RPJMN yang akan datang pemerintah Indonesia akan menargetkan tahun 2024 tidak ada lagi orang yang BABS.

“Saat ini masih ada 25 juta jiwa yang masih berprilaku BABS. Ini butuh usaha yang sangat maksimal dari kita semua untuk mencapainya,” tutur Zainal.

Sementara Konsultan Perencana Program dari Uncicef, Silvia mengaku banyak mendapatkan ide dan inovasi baru dari kunjungannya ke KSB. Silvia sengaja berkunjung ke KSB untuk meninjau secara langsung prilaku masyarakat dan usahanya dalam mencapai ODF.

“Kami banyak menemukan inovasi baru dari kunjungan ini, inovasi dan potensi lokal yang mungkin bisa diterapkan oleh kabupaten lain di Indonesia,” Ungkap Silva.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan, H. Amri Rahman mengatakan antara pemerintah daerah KSB, UNICEF dan PT AMNT harus bersinergi untuk mencapai sanitasi total secara keseluruhan dan mencapai STBM di tahun 2020 di KSB.

Kegiatan jambanisasi merupakan program 100 hari pertama Bupati HW Musyafirn dan berhasil membangun 6.212 jamban warga. Pelaksanaannya dilakukan secara gotong royong di bawah payung Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR) yang telah diperdakan melalui Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang PDPGR yang dilaksanakan seluruh stakeholder dan masyarakat KSB.

 

Pewarta: Riza Fahriza/Feri Mukmin Pertama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019