kami berinisiasi untuk membentuk ekosistem Industri 4.0 yang kami sebut SINDI 4.0
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merumuskan pembentukan ekosistem Industri 4.0, di mana terdapat lima poin mengenai manfaat dari ekosistem yang akan dibangun tersebut.

“Pertama, secara prinsip ekosistem Industri 4.0 perlu dibentuk untuk proses akselerasi transformasi Industri 4.0,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin Ngakan Timur Antara lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Kemudian, beberapa pihak dapat lebih saling berkolaborasi satu sama lain untuk mengakselerasi proses transformasi Industri 4.0.

Poin ketiga, mengenai pasokan dan permintaan antarpihak lebih dapat terhubung atau terkoneksi dengan adanya ekosistem Industri 4.0.

Selanjutnya, dapat memperbanyak tenaga ahli lokal untuk mempercepat proses tranformasi industri, sehingga lebih efektif dan efisien baik secara waktu maupun biaya.

Poin kelima adalah pemerintah menginisiasi pembentukan ekosistem Industri 4.0 dari hal-hal yang mudah dan dapat dikolaborasikan antarpihak dalam proses akselerasi transformasi Industri 4.0.

“Berkaca dari hasil perumusan tersebut, kami berinisiasi untuk membentuk ekosistem Industri 4.0 yang kami sebut SINDI 4.0 (Ekosistem Indonesia 4.0),” tegas Ngakan.

Kemenperin berharap SINDI 4.0 dapat menjadi wadah dalam membangun sinergi dan kolaborasi antar pihak untuk mempercepat proses transformasi Industri 4.0, koordinasi antarpihak dalam proses transformasi Industri 4.0, serta jejaring dan kerja sama antar pihak dalam akselerasi proses transformasi Industri 4.0.

Oleh karenanya, kegiatan roadshow INDI 4.0 merupakan momen dan peluang bagi para pihak dalam SINDI 4.0 untuk dapat saling membangun kerja sama dan kolaborasi pada proses akselerasi transformasi industri 4.0.

Ke depan, Ngakan ingin semakin banyak aktivitas yang diselenggarakan dalam SINDI 4, di antaranya forum diskusi perkembangan Industri 4.0, platform ekosistem Industri 4.0, kuliah tamu antar industri dengan perguruan tinggi, pengembangan model bisnis baru, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Dalam akselerasi implementasi Industri 4.0, Ngakan menyadari pentingnya dukungan para pihak. Sinergi dan kolaborasi antar pihak merupakan kunci dalam implementasi industri 4.0. Industri 4.0 akan sulit terealisasi tanpa adanya sinergi dan kolaborasi para pihak.

“Di sinilah pentingnya kita untuk membangun ekosistem Industri 4.0 ini. Beberapa negara lain saling bersinergi dan berkolaborasi dalam implementasi Industri 4.0, baik pemerintah, pelaku industri, akademisi, R&D Center, technical provider, konsultan, dan tentunya pelaku keuangan,” sebut Ngakan.

Menurut Ngakan, pemerintah dapat menyiapkan regulasi dan kebijakan untuk percepatan implementasi Industri 4.0. Sementara itu, para pelaku atau asosiasi industri melakukan journey transformasi Industri 4.0 di perusahaan mereka.

Sedangkan, bagi para akademisi dan institusi R&D menghasilkan SDM dan inovasi Industri 4.0. Selain itu, para konsultan ahli dapat memberikan asistensi dalam proses transformasi Industri 4.0, termasuk juga technical provider siap untuk menyediakan teknologi Industri 4.0.

“Dan yang tidak kalah penting, pelaku keuangan mendukung dalam akses investasi dan permodalan penerapan Industri 4.0,” kata Ngakan.

Baca juga: Kemenperin dampingi 10 manufaktur implementasikan Industri 4.0

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019