Selama ini, warga di Riau maupun di Palangkaraya yang terkena paparan asap kebakaran hutan menggunakan masker. Ternyata keberadaan masker ini belum maksimal membantu warga ketika terpapar asap karena adanya kebakaran hutan
Solo (ANTARA) -
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada Kamis memberangkatkan tim Fakultas Kedokteran (FK) ke Riau dan Palangkaraya untuk memberikan sosialisasi alat bantu pernapasan yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh korban kebakaran hutan.

"Kami berhasil menciptakan alat bantu pernafasan yang diberi nama Surgeons of UNS (SUNS) Portable Air Filter," kata Dekan FK UNS dr Reviono di Solo, Jawa Tengah, Kamis.

Menurut dia, FK UNS mengirimkan tim ke dua lokasi yaitu di Riau dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang akan dipimpin oleh salah satu dosen FK UNS dan juga dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Surakarta, dr Darmawan Ismail, untuk memberikan pendampingan dalam penggunaan alat tersebut.

"Selama ini, warga di Riau maupun di Palangkaraya yang terkena paparan asap kebakaran hutan menggunakan masker. Ternyata keberadaan masker ini belum maksimal membantu warga ketika terpapar asap karena adanya kebakaran hutan," katanya.

Ia mengatakan sebanyak 15 orang dari FK UNS ini akan melakukan perjalanan ke Riau terlebih dahulu, baru kemudian ke Palangkaraya.

Nantinya, saat berada di Riau tim akan bekerja sama dengan FK Universitas Riau. Ia mengatakan tim akan memberikan pelatihan di Riau dan Palangkaraya dengan tujuan warga bisa membuat alat tersebut secara mandiri.

Sementara itu, dr Darmawan Ismail mengatakan alat bantu pernafasan SUNS Portable Air Filter tersebut mulai diciptakan tahun 2015 dan sudah dilakukan uji coba.

"Sudah kami uji coba dan hasilnya lebih bagus dibandingkan dengan menggunakan masker biasa, artinya udara yang dihirup ketika menggunakan alat tersebut lebih bersih," katanya.

Untuk bahan yang digunakan, yaitu kain kristik, kain tipis, perekat lepas pasang, tali bis, tali elastis, filter akuarium, mika tebal, selang aquarium, bola plastik mainan, spons, dan sarung tangan. Sedangkan untuk alat yang digunakan yaitu plester, spidol, gunting, cutter, penggaris, lem tembak atau lilin, dan hecter.

Lalu untuk mekanisme kerjanya yaitu udara masuk ke kotak humidifier melewati filter depan yang dilembabkan dengan air dan detergen sehingga berfungsi sebagai penyaring. Ia mengatakan aroma terapi dan detergen bekerja sebagai pengikat karbon atau penyaring.

Untuk cara kerjanya udara bersih dihirup melalui selang dan melewati katup bagian bawah masker. Selanjutnya udara kotor dibuang melalui katup bagian atas dari masker dan keluar dari sistem SUNS.

Nantinya alat tersebut dirancang seperti tas yang terhubung ke hidung dengan alat selang, demikian Darmawan Ismail.

Baca juga: Kabut asap pekat terasa hingga di dalam rumah sakit di Pekanbaru

​​​​​​​Baca juga: Kedokteran jadi prodi favorit SM UNS

Baca juga: PMI siapkan ruangan bebas asap untuk warga terdampak karhutla

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019