Pontianak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat memberikan layanan pengobatan gratis kepada masyarakat terdampak asap di Kabupaten Ketapang yang menjadi penyumbang titik api terbanyak di Kalbar.

"Kemarin hari Minggu (22/9) kita turun ke Kabupaten Ketapang. Membagikan masker dan menggelar pengobatan gratis," kata Ketua Baguna DPD PDI Perjuangan Kalbar, Angeline Fremalco, Senin.

Baca juga: Peduli bencana asap karhutla, Baguna PDIP Kalbar bagikan ribuan masker

Menurutnya, aksi peduli yang dilakukan pihaknya merupakan salah satu bentuk kepedulian Baguna Kalbar untuk membantu pemerintah dan meringankan dampak kabut asap yang sudah pasti dirasakan masyarakat.
Ketua Baguna Kalbar Angeline Fremalco saat memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat terdampak asap di kabupaten Ketapang (dok)

Dari hasil kunjungannya ke Kabupaten Ketapang tepatnya di Desa Sungai Pelang dan Desa Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Angeline merasa prihatin karena warga di sana terpapar kabut asap yang cukup parah.

"Lahan yang terbakar itu dekat dengan pemukiman warga, sehingga warga banyak yang kena batuk dan pilek. Mereka juga butuh penanganan medis lebih lanjut," tuturnya.

Dia mengatakan, membantu masyarakat yang terdampak kabut asap sudah menjadi komitmen Baguna Kalbar. Hal itu juga sejalan dengan arahan Ketua Umum PDI Perjuangan melalui Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam Rakerda I PDI Perjuangan saat berkunjung ke Kalbar belum lama ini.

"Ibu Mega berpesan, jagalah lingkungan dengan baik. Justru PDI Perjuangan dipimpin Ketum seorang perempuan selalu mengingatkan pentingnya keseimbangan dengan alam raya dengan menjaga lingkungan," katanya.

Hasto juga mengingatkan agar kader tahu jika Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri adalah Ketua Umum Yayasan Kebun Raya Indonesia.

Oleh karena itu, sudah sewajarnya para kader menjaga hutan-hutan di Kalimantan Barat dan tidak membabat hutan demi keuntungan ekonomi.

"Sehingga kita jangan sampai karena ambisi untuk mengejar keuntungan ekonomi, hutan-hutan dibabat lalu dibiarkan dan diganti dengan tanaman monokultur, tanaman yang sangat egois yaitu kelapa sawit," jelas Hasto.

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019