Kondisi nelayan di perbatasan sangat terbatas dari aspek teknologi penangkapan ikan, kondisi kapal dan keselamatan serta pengolahan dan pemasaran hasil tangkapan sehingga memerlukan dukungan teknologi untuk tingkatkan pendapatan mereka.
Jakarta (ANTARA) - Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) menyatakan bahwa kebijakan untuk mendorong dan mendukung intervensi teknologi di kalangan nelayan merupakan kebutuhan mendesak terutama dalam rangka mengoptimalkan pendapatan nelayan di pulau-pulau perbatasan.

"Kondisi nelayan di perbatasan sangat terbatas dari aspek teknologi penangkapan ikan, kondisi kapal dan keselamatan serta pengolahan dan pemasaran hasil tangkapan sehingga memerlukan dukungan teknologi untuk tingkatkan pendapatan mereka," kata Ketua Umum Iskindo, M Zulficar Mochtar di Jakarta, Senin.

Ia mengingatkan bahwa pembangunan pulau terdepan, terluar dan tertinggal (3T) merupakan salah satu dalam Nawacita dari Presiden Joko Widodo untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat pulau terluar dan berbatasan langsung dengan negara sahabat.

Untuk itu, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) dan startup atau perusahaan perintisan bidang perikanan melakukan kajian dan pilot program penggunaan aplikasi internet bagi nelayan di pulau perbatasan di Natuna, Sebatik dan Saumlaki.

"Secara umum kondisi infrastruktur telekomunikasi di pulau perbatasan masih sangat terbatas sehingga belum menjangkau dan mendukung aktivitas kenelayanan," ucap Zulficar.

Untuk itu, ujar Zulficar yang juga menjabat sebagai Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu, Iskindo mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian dan melengkapi sarana telekomunikasi di pulau perbatasan untuk mendukung kegiatan kenelayanan.

Baca juga: Sail Nias perlu pendampingan pariwisata keberlanjutan

Sementara itu, Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah, BAKTI, Danny Januar mengatakan bahwa dukungan BAKTI dalam pemanfaatan aplikasi untuk nelayan di pulau perbatasan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan melalui penyediaan informasi pasar.

Selain itu, BAKTI juga akan memberikan dukungan teknologi penangkapan agar nelayan dapat melakukan penangkapan ikan secara efisien dan memenuhi aspek keselamatan pelayaran.

"Dukungan BAKTI bertujuan untuk meningkatkan jangkauan penggunaan teknologi bagi nelayan dan mendukung keselamatan mereka dalam menangkap ikan," kata Januar.

Pemilihan lokasi di perbatasan tersebut, lanjutnya, dinilai sejalan dengan mandat BAKTI untuk menyediakan sarana telekomunikasi di daerah sulit termasuk perbatasan laut.

Untuk mendukung pelaksanan program ini, pada tanggal 17-20 September 2019 telah dilakukan kunjungan bersama di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Dalam kunjungan tersebut, tim dari BAKTI, Iskindo dan beberapa startup perikanan seperti Nelayan Nusantara, Qasir, Solusi 247, Seafemart melakukan observasi dan diskusi dengan pemerintah daerah, kelompok nelayan dan koperasi perikanan serta mengunjungi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Saumlaki.

Kunjungan itu untuk mengumpulkan data guna pengembangan model aplikasi untuk meningkatkan keselamatan melaut, informasi cuaca, wilayah tangkapan (fishing ground), pembukuan elektronik, pendataan hasil tangkapan, dan pemasaran hasil nelayan dengan mitra.
Baca juga: Teknologi Hydrocolour dan Fish GIS diperkenalkan kepada nelayan

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019