Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berhasil menerapkan teknik komplesi sumur tanpa menggunakan rig dalam upaya efisiensi biaya pengerjaan sumur produksi.

Selaku operator di wilayah kerja Mahakam PHM berhasil mengembangkan penggunaan hydraulic workover unit (HWU) sebagai alternatif pengganti rig untuk pemasangan teknologi komplesi sumur dengan filter kepasiran yaitu multizone single trip - gravel pack (MZST-GP).

General Manager PHM John Anis kepada media di Jakarta, Senin mengatakan dengan penggunaan tanpa rig merupakan upaya PHM dalam menekan biaya operasional agar hasil efisiensi bisa dicapai untuk hasil produksi maksimal.

Pada uji coba di sumur produksi TN-AA371 yang berpotensi mengalami masalah kepasiran di Lapangan Tunu, PHM mampu menghemat biaya hingga 37 persen, atau setara dengan 340.000 dolar AS lebih murah dibandingkan biaya penggunaan rig konvensional untuk operasi yang sama.

Inovasi tersebut dibuat oleh para enginer PHM. "Kami sangat serius mengupayakan efisiensi biaya dalam operasi kami melalui pengembangan berbagai inovasi, hal ini bermaksud melawan tren penurunan produksi secara alamiah di WK Mahakam," kata John Anis.

Sejauh ini metode tersebut masih dalam tahap pengembangan, selain itu metode rigless ini bisa memaksimalkan penurunan biaya sumur hingga 40 persen untuk area rawa-rawa Delta Mahakam dan 50 persen untuk area lepas pantai di tahun 2020.

Teknologi ini telah diaplikasikan pada 170 sumur di Lapangan Tunu (sekitar 10 persen dari jumlah sumur lapangan gas tersebut) yang berpotensi mengalami masalah kepasiran namun pemasangan selama ini masih menggunakan rig sehingga biaya komplesi relatif lebih mahal dibandingkan HWU.


Baca juga: Pertamina gunakan inovasi waring lindungi mangrove dari minyak
Baca juga: Mengoptimalisasi blok migas tua dengan sentuhan teknologi
Baca juga: SKK Migas jaga efisiensi dengan maksimalkan industri dalam negeri

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019