Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) turun 78,69 poin atau 0,36 persen
Tokyo (ANTARA) - Bursa saham Tokyo berakhir turun pada perdagangan Rabu, karena kekhawatiran yang timbul atas kemungkinan ketidakstabilan menyusul peluncuran penyelidikan pemakzulan resmi terhadap Presiden AS Donald Trump.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) turun 78,69 poin atau 0,36 persen, dari tingkat penutupan Selasa (24/9/2019), menjadi mengakhiri perdagangan di 22.020,15 poin.

Baca juga: Bursa Tokyo dibuka turun karena saham eksportir terpukul penguatan yen

Sementara itu, dikutip dari Xinhua, indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama di pasar Tokyo berakhir 2,86 poin atau 0,18 persen lebih rendah, menjadi 1.620,08 poin.

Ketidakpastian perundingan perdagangan AS dan pemerintahan Trump serta data ekonomi yang lamban membuat pasar Tokyo sejak pembukaan menarik indeks Nikkei turun di bawah garis 22.000 untuk pertama kalinya dalam empat hari.

Sementara itu, data kepercayaan konsumen AS yang lebih lemah dari yang diperkirakan untuk September menambah tekanan terhadap pasar.

"Setumpuk isyarat perdagangan negatif membuat investor tidak membeli," kata Yutaka Miura, analis teknis senior di Mizuho Securities Co., memperingatkan bahwa Nikkei akan jatuh ke garis 20.000 pada Oktober.

Pada akhir perdagangan, saham-saham permesinan, rumah sekuritas, serta produk minyak dan batu bara paling banyak mengalami penurunan, dengan jumlah saham turun melebihi yang meningkat, 1.084 saham terhadap 963 saham di papan utama, sementara 104 saham berakhir tidak berubah.

Di antara yang turun, Toyota Motor merosot 119 yen atau 1,6 persen menjadi 7.342 yen dan Suzuki Motor kehilangan 158 yen atau 3,4 persen menjadi 4.494 yen, Toshiba turun 55 yen atau 1,6 persen menjadi 3.350 yen.

Di papan utama 1.127,89 juta saham berpindah tangan, menurun dari 1.208,33 juta saham sehari sebelumnya.

Baca juga: Bursa saham Seoul berakhir turun 1,32 persen
Baca juga: Bursa saham Australia jatuh, dipicu harga komoditas dan geo-politik

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019