Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange anjlok pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena penguatan dolar AS dan kenaikan ekuitas AS memperlemah daya tarik logam mulia sebagai salah satu aset safe haven.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember jatuh 27,9 dolar AS atau 1,81 persen, menjadi ditutup pada 1.512,3 dolar AS per ounce, menghentikan kenaikan hari ketiga berturut-turut.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,67 persen menjadi 98,99 pada pukul 17.30 GMT, sesaat sebelum penyelesaian perdagangan emas.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain lainnya.

Pada 17.35 GMT, indeks Dow Jones Industrial Average menambahkan 172,85 poin atau 0,64 persen, Indeks S&P 500 naik 17,52 poin atau 0,59 persen, dan Indeks Komposit Nasdaq naik 77,41 poin atau 0,97 persen.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan ekuitas AS. Ketika pasar saham sedang naik, investor mungkin berhenti membeli aset safe haven, karena mengalihkan dana-dananya ke aset-aset berisiko seperti saham.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 55,5 sen atau 2,98 persen menjadi ditutup pada 18,073 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 27,5 dolar AS atau 2,88 persen, menjadi menetap pada 927,9 dolar AS per ounce. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Akhirnya IHSG ditutup menguat, usai terkoreksi akibat demo mahasiswa

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019