Palu (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah berharap kepada anggota DPR-RI Periode 2019 - 2024 yang baru dilantik di Jakarta, dari daerah pemilihan Sulteng dapat berkontribusi untuk bersama-sama membangun kerukunan di Sulteng.

"Anggota DPR merupakan wakil rakyat, wakil dari masyarakat Sulteng yang terdiri dari beberapa agama. Tentu, harus berkontribusi dalam upaya pembangunan kerukunan dan peningkatan perdamaian serta ketertiban di Sulteng," ujar Ketua FKUB Sulteng, Prof Dr KH Zainal Abidin MAg, di Palu, Selasa.

Sebanyak 557 anggota DPR RI dari berbagai daerah pemilihan di Tanah Air, diambil sumpahnya oleh Ketua Mahkamah Agung, Hatta Ali, berlangsung di Ruang Paripurna DPR RI Jakarta, Selasa.

Baca juga: FKUB Batang canangkan program Desa Sadar Kerukunan

Baca juga: FKUB gagas muhibbah kerukunan tingkatkan perdamaian di Sulteng


Prof Zainal Abidin mengatakan usai pelantikan selanjutnya anggota DPR harus mulai bekerja, memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk mewujudkan tujuan nasional pembangunan.

Hal itu sesuai dengan janji anggota DPR-RI periode 2019 - 2024 dalam sumpahnya, yang berjanji akan memenuhi kewajiban sebagai anggota dewan perwakilan rakyat dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.

Zainal Abidin yang merupakan Guru Besar Pemikiran Islam Modern sekaligus Rektor Pertama IAIN Palu itu menilai, keterlibatan para elite politik untuk pembangunan kerukunan antaragama di Sulteng sangat penting.

Salah satunya yaitu, dengan keterlibatan anggota DPR dari dapil Sulteng, kebutuhan umat beragama dapat tersampaikan dan diharapkan dapat diperjuangkan lewat peran dan fungsi DPR.

Termasuk, Ketua MUI Kota Palu itu menyebut, keterlibatan para elite politik dapat memperjuangkan pemerataan pembangunan di sektor agama, yang berimplikasi langsung terhadap pembangunan dan meningkatkan kualitas kerukunan antaragama.

FKUB dan elite-elite politik di DPR dari Sulteng memberikan perhatian kerukunan umat beragama sebagai upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang berdampak pada menjaga kedaulatan NKRI.

Hal itu karena, gerakan transnasional terus menggencarkan pahamnya, mempengaruhi masyarakat yang dapat memberikan pengaruh terhadap ideologi bangsa ini.

"Apalagi alira trans-nasional terus mempengaruhi cara pemahaman agama masyarakat kita, sehingga dikhawatirkan terpenagruh kemudian berdampak terhadap ideologi bangsa," ujar Rois Syuria Nahdlatul Ulama Sulteng itu.

Baca juga: FKUB: Desa sadar kerukunan simbol perdamaian di bumi Poso

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019