Pentingnya mitigasi bencana alam membutuhkan sinergi pemerintah dan masyarakat, termasuk para geosaintis untuk mengurangi risiko dan menghadapi bencana.
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pakar dalam Ilmu geofisika kebencanaan dan eksplorasi sumber daya alam dari Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Adi Susilo mengemukakan ada tiga daerah di wilayah Jawa Timur yang rentan terhadap terjadinya gempa bumi.

"Dari hasil analisis menggunakan analisis probabilistik seismik Hazard, Malang, Tulungagung, dan Pacitan rentan terhadap gempa. Periodisasi gempa ketiga daerah itu diperkirakan 20-30 tahun," kata Adi Susilo dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar ke-248 UB Malang di Malang, Jawa Timur, Rabu.

Oleh karenanya, kata Adi, geofisika dapat membantu dan diterapkan dalam pengurangan risiko bencana. Dalam tahapan mitigasi, informasi penelitian dapat digunakan untuk membuat "early warning" sistem untuk permukiman yang rawan longsor atau yang melewati patahan bumi.

"Selain informasi, kita juga bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat, lebih baik pindah, jika tidak memungkinkan. Jika hujan terjadi lebih dari dua jam, warga disarankan untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi," ucapnya.

Dengan begitu, geofisika dapat memudahkan para pengambil kebijakan untuk mitigasi bencana sekaligus dapat menentukan cadangan sumber daya alam yang ada di bawah tanah dengan lebih detail.

"Pentingnya mitigasi bencana alam membutuhkan sinergi pemerintah dan masyarakat, termasuk para geosaintis untuk mengurangi risiko dan menghadapi bencana. Geosaintis juga dibutuhkan untuk menyusun peta potensi sumber daya alam di Indonesia guna meningkatkan kemakmuran masyarakat," kata Adi yang juga Dekan FMIPA UB tersebut.

Terkait bencana kekeringan, geofisika dapat digunakan untuk melacak sungai bawah permukaan dengan debit air yang tidak pernah kering. Ini merupakan keuntungan berada di wilayah karst atau pegunungan kapur, sehingga menjadi keuntungan jika bisa dimanfaatkan dengan baik.

Sedangkan untuk eksplorasi, kata Adi, timnya saat ini tengah meneliti tambang yang berada di Indonesia. "Saat ini kami bekerja sama dengan PT Pertamina Hulu Energi untuk eksplorasi di daerah Tuban," ucap profesor Geofisika di UB tersebut.

Geofisika adalah gabungan ilmu geologi, fisika dan matematika yang dapat dimanfaatkan dalam pengurangan risiko bencana dan eksplorasi sumber daya alam. Geofisika terhadap pengurangan bencana kebumian dapat mengetahui karakter potensi bencana, sedangkan dalam eksplorasi sumber daya, geofisika dapat membantu mengetahui persebaran jenis batuan dan sebaran di bawah permukaan tanah.

Lebih lanjut, Adi mengemukakan potensi ekonomi sumber daya alam di Jawa Timur bagian selatan terdiri atas minyak bumi. Di bagian utara ada potensi tambang kapur, ada juga geotermal, dan migas di daerah sekitar Pandaan.

Ia mencontohkan lumpur Sidoarjo telah menyebabkan perubahan ekonomi, sosial dan psikologi bagi masyarakat. Untuk melihat gambaran dampak erupsi mud volcano lumpur di Sidoarjo pada keadaan bawah permukaan, dapat digunakan salah satu metode geofisika, yaitu metode geomagnetic.

Metode ini, kata Adi, sering digunakan untuk memetakan retakan pada suatu area dengan melakukan pemodelan suseptibilitas batuan. Suseptibilitas adalah kerentanan batuan yang dengan mudah termagnetisasi.

Dari penelitian geomagnetik dan magnetotelluric, didapatkan bahwa conduit (saluran) keluarnya lumpur panas ternyata tidaklah lurus.

"Ada pembelokan pada kedalaman di bawah 1.000 meter sampai 2.500 meter, terdapat pembelokan ke arah timur dari yang nampak di permukaan, sedangkan dari permukaan sampai 1.000 meter, saluran masih lurus," ujar Adi.
Baca juga: Aktivitas Lempeng Indo-Australia sebabkan gempa Bali-Jatim-Lombok
Baca juga: Pemprov Jatim bentuk tim koordinasi penanganan dampak gempa Sumenep
Baca juga: 10 daerah di Jatim rasakan gempa Tuban

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019